Banner

Rumah sakit bantuan Indonesia bawa pesan perdamaian di Rakhine State

Rumah Sakit Bantuan Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, Rakhine State. (Kementerian Luar Negeri RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Rakhine State terlanjur identik dengan konflik Islam-Budha saat ratusan ribu Muslim Rohingya dibantai oleh rezim Myanmar dan terusir dari tanah air mereka.

Meski wajah Rakhine State telah tercabik-cabik oleh konflik etnis tersebut, bukan berarti perdamaian menjadi mustahil diraih.

Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) di Mongolia pada pertengahan 2016, Presiden Myanmar U Htin Kyaw dan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla sepakat untuk membangun Rumah Sakit Bantuan Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, Rakhine State.

Secara teknis, Pemerintah Indonesia menyerahkan rumah sakit di Myaung Bwe tersebut kepada Pemerintah Myanmar di Yangoon, Myanmar pada Selasa (10/12).

Bantuan rumah sakit Indonesia tersebut diserahkan oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, Prof. Dr. Iza Fadri, kepada Wakil Direktur Jenderal, Departemen Pelayanan Kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, Nay Pyi Taw, demikian laporan yang dikutip dari situs jejaring Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Rabu.

Banner

Menteri Kesehatan dan Olahraga Myanmar, Dr. Myint Htwe dan para pejabat tinggi dari Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar, serta perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyaksikan serat terima tersebut.

Pembangunan fisik bangunan utama dan bangunan pendukung rumah sakit tersebut dirampungkan dalam waktu dua tahun dari 10 bulan yang diperkirakan, dan kini dalam tahap pengadaan alat kesehatan.

Terlambatnya waktu pembangunan tersebut dikarenakan beberapa hal, antara lain keamanan, banjir akibat hujan terus menerus, sulitnya mencari pekerja dan bahan material bangunan, serta lambatnya kerja kontraktor lokal.

Dengan selesainya pekerjaan teknis pembangunan rumah sakit, tim MER-C telah meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap bangunan rumah sakit diserahkan kepada Pemerintah Myanmar guna menghindari terjadinya kerusakan mengingat situasi keamanan di sekitar lokasi rumah sakit yang belum kondusif.

Peresmian dan serah terima secara penuh akan dilaksanakan setelah proses pengadaan dan instalansi alat kesehatan selesai dilaksanakan sehingga rumah sakit di Myaung Bwe dapat beroperasi penuh pada 2020.

Banner

Rumah sakit

Rumah sakit bantuan Indonesia terdiri atas bangunan utama seluas 2.214 meter persegi yang mencakup ruang operasi, ruang gawat darurat, ruang X-Ray, di atas tanah 4.644 meter persegi.

Selain itu ada rumah pembangkit listrik seluas 11,25 meter persegi bersama dengan satu unit generator; bangunan kamar jenazah seluas 24 meter persegi; bangunan ground tank beserta empat unit pompa air otomatis; dan dua jembatan beton.

Duta Besar RI untuk Myanmar, Prof. Dr. Iza Fadri menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut adalah simbol perdamaian dan persahabatan antara Indonesia dan Myanmar.

Dubes RI berharap fasilitas kesehatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Rakhine State baik yang Muslim maupun pemeluk agama Budha, serta mendorong terciptanya perdamaian di wilayah itu.

Sementara itu, Menteri Kesehatan dan Olahraga Myanmar Nay Pyi Taw menyampaikan ucapan terima kasih atas donasi yang diberikan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia, terutama kepada PMI yang telah menggagas proyek pembangunan ini dan MER-C sebagai pelaksana di lapangan selama dua tahun.

Banner

Dia meyakini bahwa RS Bantuan Indonesia itu akan terus diingat oleh masyarakat Rakhine State dan semakin mempererat hubungan baik antara kedua negara.

Pemerintah Myanmar akan berusaha menjaga bangunan rumah sakit tersebut dan menjadikannya sebagai percontohan di Rakhine State yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat baik Muslim dan Buddha.

Pembangunan rumah sakit tersebut adalah proyek kolaborasi antara MER-C dan PMI, dan didukung oleh Pemerintah Indonesia.

Dana proyek berasal dari komunitas Muslim Indonesia, komunitas Buddha Indonesia khususnya dari WALUBI atau Perwakilan Umat Buddha Indonesia, dan donatur lainnya.

Rancangan rumah sakit dan konstruksi dilakukan oleh MER-C dan kontraktor lokal.

Selama pembangunan, MER-C menempatkan empat orang di lokasi sebagai pengawas. Sementara itu, PMI memimpin proses pengadaan alat kesehatan untuk rumah sakit.

Banner

Rumah sakit tersebut membawa pesan penting bahwa pemeluk Islam dan Budha dapat bekerja sama.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan