Banner

Implementasi resolusi DK PBB terkait jeda kemanusiaan di Gaza belum memadai

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara kepada pers di luar Ruang Dewan Keamanan di markas besar PBB di New York pada 27 November 2023. (Xinhua/Xie E)

Resolusi 2712 Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Gaza, “sangat tidak memadai.”

 

PBB (Xinhua) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (29/11) menyebut bahwa tingkat implementasi Resolusi 2712 Dewan Keamanan (DK) PBB, yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Gaza, “sangat tidak memadai.”

“Saya menyambut baik diadopsinya Resolusi 2712. Namun, yang paling penting adalah implementasinya oleh para pihak terkait,” katanya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Dewan Keamanan PBB. “Sejauh ini jelas implementasinya hanya bersifat parsial dan sangat tidak memadai.”

Pada akhirnya, tolok ukur keberhasilan resolusi ini bukanlah dari jumlah truk atau seberapa banyak volume pasokan yang dikirim, meskipun hal ini juga penting. Keberhasilan resolusi ini akan diukur dari seberapa banyak nyawa yang diselamatkan, penderitaan yang diakhiri, dan harapan serta martabat yang dipulihkan, kata Guterres.

“Warga Gaza terjebak di tengah malapetaka kemanusiaan yang luar biasa di depan mata dunia. Kita tidak boleh berpaling. Negosiasi yang intens sedang berlangsung untuk memperpanjang gencatan senjata, yang sangat kami sambut baik. Namun, kami yakin kita membutuhkan jeda kemanusiaan yang sejati,” kata Guterres.

Banner
Resolusi 2712 Dewan Keamanan
Seorang warga Palestina memasak di tengah reruntuhan bangunan di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 26 November 2023. (Xinhua/Yasser Qudih)

Di samping itu, kita juga perlu menjamin masyarakat di wilayah tersebut pada akhirnya memiliki pengharapan, dengan mengambil langkah mantap dan tidak dapat diubah untuk membangun solusi dua negara berdasarkan resolusi PBB dan hukum internasional, dengan Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, kata Guterres.

“Kegagalan akan menyeret warga Palestina, Israel, dan seluruh kawasan itu maupun dunia, ke dalam siklus pertumpahan darah dan kehancuran yang tidak akan berakhir,” ujar Guterres memperingatkan.

Di hadapan DK PBB, Guterres menguraikan tentang implementasi Resolusi 2712 yang diadopsi dua pekan lalu.

Warga sipil, termasuk personel PBB, harus dilindungi. Selain itu, objek-objek sipil, termasuk rumah sakit, juga harus dilindungi. Fasilitas PBB tidak boleh diserang. Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik ini setiap saat, katanya.

Jeda kemanusiaan yang saat ini berlaku memungkinkan badan dunia tersebut meningkatkan pengiriman bantuan ke dalam dan seluruh wilayah Gaza. Namun, jumlah bantuan saat ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta warga Gaza. Meskipun total volume bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza saat ini telah meningkat, tetapi jumlah tersebut tetap belum memadai untuk menopang sejumlah operasi dasar. Warga sipil di Gaza membutuhkan aliran bantuan kemanusiaan dan bahan bakar yang menyelamatkan nyawa secara terus-menerus ke dalam dan seluruh wilayah tersebut. Tersedianya akses kemanusiaan yang aman dan lancar ke semua pihak yang membutuhkan sangatlah penting, ujar Guterres.

Resolusi 2712 Dewan Keamanan
Warga mengantre di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 28 November 2023. (Xinhua/Yasser Qudih)

Masih banyak yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza. Layanan air dan listrik harus dipulihkan sepenuhnya. Sistem pangan telah runtuh dan kelaparan meluas, terutama di wilayah utara. Kondisi sanitasi di tempat penampungan sangat memprihatinkan, dengan hanya tersedia sedikit toilet dan menumpuknya limbah. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan warga di tempat penampungan. Anak-anak, wanita hamil, orang lansia dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah berada dalam risiko terbesar, kata Sekjen PBB itu.

Banner

“Gaza membutuhkan peningkatan bantuan kemanusiaan yang cepat dan berkelanjutan, termasuk makanan, air, bahan bakar, selimut, obat-obatan, dan perlengkapan kesehatan. Penting untuk diketahui bahwa pintu penyeberangan perbatasan Rafah saat ini tidak memiliki kapasitas yang cukup, terutama dengan mempertimbangkan lambatnya prosedur keamanan. Itulah sebabnya kami telah mendesak pembukaan pintu-pintu penyeberangan lain, termasuk Kerem Shalom, dan meringkaskan mekanisme pemeriksaan untuk memungkinkan peningkatan bantuan penyelamatan nyawa yang diperlukan,” imbuhnya.

Guterres menekankan bahwa bantuan kemanusiaan saja tidak akan cukup. Sektor swasta juga perlu membawa masuk komoditas dasar penting untuk memasok kembali toko-toko yang kehabisan stok di Gaza.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan