Populasi bongo gunung di Kenya saat ini berjumlah 100 ekor, setelah penurunan yang terjadi selama puluhan tahun akibat perburuan, fragmentasi habitat, dan perubahan iklim. Itulah alasan pendirian suaka bongo gunung dan badak hitam di Kenya.
Jakarta (Indonesia Window) – Kenya sedang mempertimbangkan untuk mendirikan sebuah suaka bagi bongo (antelop) gunung dan badak hitam di lereng Gunung Kenya guna memperkuat perlindungan terhadap dua spesies ikonis yang berstatus critically endangered atau kritis itu, demikian disampaikan sejumlah kelompok konservasionis.
Kelompok-kelompok konservasionis tersebut, antara lain Kenya Wildlife Service, Lewa Wildlife Conservancy, dan Kenya Forest Service, mengatakan bahwa area hutan seluas 250 ekar (101,17 hektare) di Cagar Alam Hutan Gunung Kenya telah dipilih untuk mendirikan sebuah suaka bagi bongo gunung dan badak hitam, yang kelangsungan hidupnya terancam oleh perburuan, hilangnya habitat, dan tekanan iklim.
“Inisiatif ini akan dilakukan secara bertahap, dengan bongo dibawa ke suaka tersebut pada fase pertama dan badak hitam pada fase kedua,” ungkap kelompok-kelompok konservasionis itu dalam pernyataan bersama yang dirilis di Nairobi, ibu kota Kenya, pada Jumat (5/8).
Populasi bongo gunung di Kenya saat ini berjumlah 100 ekor, setelah penurunan yang terjadi selama puluhan tahun akibat perburuan, fragmentasi habitat, dan perubahan iklim.
Demi meningkatkan populasi bongo gunung di Kenya, sebuah suaka yang luas akan dibangun di ekosistem Gunung Kenya untuk memungkinkan mereka berkembang biak, tumbuh, dan ditempatkan di habitat-habitat lainnya di negara itu, papar kelompok-kelompok konservasionis tersebut.
Rencana Aksi dan Pemulihan Bongo Nasional Kenya yang mencakup tahun 2019-2023 menyerukan dilakukannya langkah-langkah inovatif untuk mengembalikan populasi bongo gunung, meningkatkan keseimbangan ekosistem, dan mendongkrak pendapatan pariwisata.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi