Proses transisi energi Indonesia akan diperkuat dengan kerja sama antara Pertamina dan salah satu perusahaan raksasa energi asal China, Sinopec, mulai dari rantai hulu-hilir, energi terbarukan, hingga pengembangan kemampuan sumber daya manusia.
Jakarta (Xinhua) – PT Pertamina (Persero) dan salah satu perusahaan raksasa energi asal China, Sinopec, menyepakati kerja sama di berbagai bidang dengan tujuan mendukung proses transisi energi. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pimpinan kedua perusahaan dilakukan di Shanghai, China timur, baru-baru ini.
Kerja sama itu meliputi berbagai kegiatan bisnis, mulai dari rantai hulu-hilir, energi terbarukan, hingga pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Di sektor hulu, diantaranya pengembangan hidrokarbon nonkonvensional, carbon capture utilization and storage (CCUS), enhanced oil recovery (EOR), pengeboran ultra-dalam, penguatan riset, hingga pengembangan bisnis hulu.
Sementara itu, kerja sama di sektor hilir mencakup bisnis bahan bakar dan non-bahan bakar, pelumas, aviasi, petrokimia, serta transportasi dan logistik. Kedua perusahaan juga akan mengeksplorasi potensi energi terbarukan khususnya energi panas bumi, hidrogen, serta tenaga surya. Selain itu, terdapat kesepakatan untuk meningkatkan pengembangan kemampuan di kedua sisi.
Direktur Utama & CEO PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut kolaborasi dengan mitra strategis bertujuan mempercepat bisnis perusahaan di tengah tantangan transisi energi. “Dan mempercepat pertumbuhan bisnis Pertamina melalui transfer pengetahuan dan teknologi.” ujarnya dalam keterangan resmi.
Nicke ingin Pertamina mengembangkan bisnisnya dengan belajar dari Sinopec yang menurutnya memiliki keahlian di bidang CCUS, hidrokarbon nonkonvensional, petrokimia, hidrogen, dan lainnya.
Ketua Sinopec Group Ma Yongsheng menekankan pentingnya kemitraan yang saling menguntungkan dan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Ma mengusulkan kedua belah pihak untuk menunjuk koordinator utama dari masing-masing pihak, mendirikan mekanisme kerja sama sesuai dengan MoU yang telah ditandatangani, dan memulai fase kerja selanjutnya sesegera mungkin.
Nicke juga hadir dalam forum diskusi yang digelar Sinopec untuk membahas proses transisi energi di Indonesia. Rombongan Pertamina juga mengunjungi ladang minyak Shengli untuk menyaksikan proyek CCUS milik Sinopec, operasi EOR untuk meningkatkan produksi dan cadangan hidrokarbon, serta peralatan laboratorium dan pencapaian penting di bidang hidrokarbon nonkonvensional.
Kerja sama kali ini bukan pertama kalinya bagi kedua perusahaan karena sebelumnya anak usaha Pertamina di sektor hulu telah menjalin kerja sama dengan sektor hulu Sinopec. Oleh karena itu, kolaborasi saat ini diharapkan dapat memperkuat implementasi kolaborasi antara kedua perusahaan.
Laporan: Redaksi