Banner

Pandeglang, Banten (Indonesia Window) – Sejarawan Banten Mufti Ali Ph.D menyatakan optimistis bahwa salah satu pendiri Mathla’ul Anwar KH Mas Abdurrahman bin Mas Jamal Al-Janakawi akan meraih penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.

“Saya optimis KH Mas Abdurrahman akan mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Sekarang tinggal soal-soal teknis administratif saja yang harus dipenuhi sesuai ketentuan Undang-undang tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan,” katanya di Pandeglang Banten, Kamis (28/11).

Mufti Ali mengemukakan keterangan tersebut kepada pers seusai menjadi salah satu narasumber pada Seminar Usulan Pahlawan Nasional bagi KH Mas Abdurrahman yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Pandeglang.

Narasumber lain adalah Ketua Majelis Amanah Mathla’ul Anwar KH Irsyad Djuwaeli, Peneliti pada Badan Litbang  Kementerian Agama Dr Huriyudin Humaedi, Akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ya’mal Tangerang Maddais S.Pd.I.MA; dan Kasubdit Gelar Kepahlawanan Nasional Kemensos Afni M.Hum.

Menurut Mufti Ali, optimismenya bahwa KH Mas Abdurrahman layak menjadi Pahlawan Nasional didasarkan alasan bahwa salah satu pendiri Mathla’ul Anwar itu setidaknya telah menulis delapan buku ke-Islaman yang kini diajarkan di Mathla’ul Anwar dan di banyak pesantren di Indonesia.

KH Mas Abdurrahman

Selain itu sudah banyak kajian akademis, dari skripsi, tesis, disertasi hingga jurnal ilmiah yang membahas tentang kiprah KH Mas Abdurrahman selaku tokoh pendidikan dan pejuang kemerdekaan.

Lebih dari itu, usulan agar KH Mas Abdurrahman meraih anugerah sebagai Pahlawan Nasional mendapatkan dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, terutama karena lembaga pendidikan yang didirikannya telah berkembang ke banyak daerah di Indonesia.

KH Mas Abdurrahman bersama rekannya, KH E Mohammad Yasin dan KH Tb Mohammad Sholeh, dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes mendirikan Mathla’ul Anwar pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916.

Mathla’ul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah didirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH Hasyim Asy’ari.

Kini dalam usianya yang mencapai 103 tahun Mathla’ul Anwar telah memiliki pengurus wilayah di 30 provinsi, 63 perguruan, dan ribuan madrasah di seluruh Indonesia, bahkan telah memiliki perguruan tinggi, yakni Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA). UNMA saat ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Banten.

Mufti Ali menambahkan, testimoni (kesaksian) para ahli waris dari KH Mas Abdurrahman juga sangat penting untuk menguatkan usulan Pahlawan Nasional bagi salah satu pendiri Mathla’ul Anwar tersebut.

“Dengan kerendahan hati, saya siap membantu meng’goal’kan usulan agar KH Mas Abdurrahman mendapatkan penghargaan Pahlawan Nasional,” kata akademisi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten itu.

Sebelumnya, sejarawan yang telah menempuh pendidikan master dan doktor di Universitas Leiden Belanda itu juga telah membantu menjadikan pendiri Al-Khairiyah Citangkil Cilegon yang juga pejuang kemerdekaan Brigjen KH Syam’un sebagai Pahlawan Nasional pada 2018.

Ia juga tengah membantu usulan Pahlawan Nasional bagi KH Tb Ahmad Khatib Ibnu Wasi Al Bantani yang merupakan residen pertama di Banten serta selaku kiai yang memimpin pergerakan perlawanan terhadap Belanda di Banten.

Tokoh lainnya yang sedang turut diupayakannya menjadi Pahlawan Nasional adalah Raden Aria Wangsakara, penyebar agama Islam dari Tangerang Banten yang banyak jasanya dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan