Jakarta (Indonesia Window) – Asosiasi Besi dan Baja China melaporkan bahwa produksi baja China menurun pada 2021 di tengah upaya keras negara tersebut dalam mencapai sasaran puncak dan netralitas karbon.
China memproduksi sekitar 1,03 miliar ton baja pada tahun lalu, merosot 35 juta ton dari 2020, ungkap Asosiasi Besi dan Baja China (China Iron and Steel Association/CISA) pada Senin (10/1).
Dalam 11 bulan pertama 2021, jumlah produksi baja China mencapai 946 juta ton, turun 2,6 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Laba gabungan industri baja dan besi China melonjak 86,46 persen (yoy) menjadi 351,7 miliar yuan (789,6 triliun rupiah) selama periode Januari-November tahun lalu karena lonjakan biaya dan permintaan yang mendorong kenaikan harga.
Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut mempercepat transformasi hijau dan rendah karbon pada tahun lalu, dengan pemangkasan yang cukup besar terkait konsumsi energi dan emisi sulfur dioksida per ton baja yang diproduksi, kata asosiasi tersebut.
Sementara investasi pada sektor real estate diprediksi melambat namun investasi infrastruktur akan meningkat pada tahun ini, sedangkan total permintaan baja kemungkinan akan tetap sama seperti tahun lalu, masih menurut asosiasi tersebut.
Sumber: Kantor Berita Xinhua
Laporan: Redaksi