Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin meminta menteri luar negeri masing-masing untuk mendorong pertemuan khusus para menlu ASEAN guna membahas perkembangan politik di Myanmar.
“Sebagai satu keluarga, kita minta dua menteri luar negeri untuk berbicara dengan Chair of ASEAN guna menjajaki dilakukannya pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN mengenai perkembangan Myanmar,” ujar Presiden Jokowi pada pernyataan pers bersama PM Muhyiddin di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat.
Kedua pemimpin juga menyampaikan harapannya agar perbedaan politik yang terjadi di Myanmar dapat diselesaikan dalam koridor hukum.
“Kita prihatin dengan perkembangan politik di Myanmar dan kita berharap perbedaan politik itu dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar presiden.
Untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN, penting bagi semua negara anggota untuk selalu menghormati prinsip-prinsip piagam ASEAN, terutama prinsip rule of law, good governance, demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional, ujarnya.
Senada dengan Presiden Jokowi, PM Muhyiddin juga mendukung digelarnya pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.
Dia mengatakan, Malaysia juga memandang serius keadaan politik yang terjadi saat ini di Myanmar, yang dinilainya sebagai sebuah langkah mundur dalam proses demokrasi di Myanmar.
“Kerusuhan politik di Myanmar dikhawatirkan dapat memengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujar PM Muhyiddin.
Kunjungan Muhyiddin Yassin ke Indonesia merupakan yang pertama kali sejak menjabat sebagai PM Malaysia pada Maret 2020.
Laporan: Redaksi