Banner

Fokus Berita – Krisis kemanusiaan memburuk, jajaran pemimpin Eropa desak Israel hentikan serangan di Gaza

Foto yang diabadikan pada 17 April 2025 ini memperlihatkan bendera Uni Eropa (UE) di depan kantor pusat Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) di Frankfurt, Jerman. (Xinhua/Zhang Fan)

Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mendesak pemerintah Israel agar mencabut blokade serta memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman, cepat, dan tanpa hambatan.

 

Brussel, Belgia (Xinhua/Indonesia Window) – Seiring Israel mengintensifkan operasi militernya di Jalur Gaza, makin banyak pemimpin Eropa menyuarakan keprihatinan mendalam mereka atas memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah kantong tersebut, serta mendesak Israel agar “membalikkan kebijakannya saat ini” dan menyerukan intervensi kemanusiaan yang mendesak.

Pada Sabtu (17/5), Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengungkapkan keprihatinannya di media sosial, menyatakan dirinya “terkejut” dengan perkembangan di Gaza dan menuntut diakhirinya kekerasan di sana. Costa mendesak pemerintah Israel agar mencabut blokade serta memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman, cepat, dan tanpa hambatan.

“Apa yang sedang terjadi di Gaza merupakan tragedi kemanusiaan. Seluruh masyarakat menjadi sasaran kekerasan militer yang destruktif dan tidak proporsional. Hukum internasional dilanggar secara sistematis,” tutur Costa. Dia menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata yang berkelanjutan dan pembebasan semua sandera secara segera dan tanpa syarat.

Norwegia, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Slovenia, dan Spanyol menyampaikan pandangan serupa dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat (16/5). “Kami tidak akan tinggal diam menghadapi bencana kemanusiaan buatan manusia yang sedang terjadi di depan mata kita di Gaza,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Banner
Presiden Dewan Eropa
Sekelompok staf Uni Eropa (UE) berkumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa senyap di depan gedung Berlaymont di Brussel, Belgia, pada 27 Maret 2025. Dikelilingi oleh gedung Komisi Eropa dan Dewan UE, sekelompok staf UE dengan tenang berkumpul di depan gedung Berlaymont menggelar aksi unjuk rasa senyap untuk menuntut perdamaian dan keadilan di Gaza. (Xinhua/Liao Lei)

Menyoroti jumlah korban tewas yang mencapai lebih dari 50.000 orang, negara-negara tersebut memperingatkan bahwa akan semakin banyak warga yang mengalami kelaparan dalam beberapa hari dan beberapa pekan ke depan apabila tidak ada intervensi segera. Mereka mendesak pemerintah Israel agar “segera membalikkan kebijakannya saat ini,” mencabut blokade sepenuhnya, dan mengizinkan akses masuk bantuan kemanusiaan secara cepat dan tanpa hambatan di seluruh Gaza.

Negara-negara tersebut juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Mereka berjanji akan berupaya dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menjalin kerja sama dengan mitra-mitra regional untuk mengupayakan penyelesaian yang damai dan berkelanjutan.

Berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab ke-34 di Baghdad pada Sabtu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyerukan tekanan internasional untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai “pembantaian oleh Israel di Gaza.” Sanchez mengatakan Madrid merencanakan sebuah resolusi PBB yang meminta putusan pengadilan dunia terkait akses bantuan ke Gaza.

Para pemimpin dunia harus “meningkatkan tekanan kita kepada Israel agar menghentikan pembantaian di Gaza, khususnya melalui jalur-jalur yang disediakan oleh hukum internasional untuk kita,” tutur Sanchez, seraya menekankan bahwa penerapan solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian.

Presiden Dewan Eropa
Foto yang diabadikan di Jalur Gaza bagian utara pada 16 Mei 2025 ini menunjukkan para pengungsi Palestina di Gaza City saat melarikan diri dengan membawa barang-barang mereka dari Beit Lahia atau Jabalia. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza bagian utara telah melampaui 100 orang dalam 12 jam terakhir, demikian disampaikan oleh Pertahanan Sipil di Gaza pada Jumat (16/5). (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga mengecam tindakan Israel. Pada Sabtu, dirinya menegaskan kembali komitmen Italia terhadap gencatan senjata dan solusi dua negara. “Sudah saatnya untuk akhirnya mencapai gencatan senjata karena penduduk sipil sudah kelelahan, mereka tidak mampu lagi menahan serangan terus-menerus,” imbuhnya.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp menyatakan bahwa pasukan Israel telah secara serius melanggar Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel yang ditandatangani pada 2000. Dirinya meminta Uni Eropa (UE) untuk meluncurkan investigasi terkait kepatuhan Israel terhadap perjanjian tersebut sebagai bagian dari tinjauan yang lebih luas mengenai hubungan UE-Israel.

Banner

Para menteri luar negeri UE akan melangsungkan pertemuan pada Selasa (20/5) guna membahas proposal Belanda untuk meninjau perjanjian tersebut mengingat tindakan Israel di Gaza, kata Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri UE.

Militer Israel pada Jumat mengumumkan telah meningkatkan operasinya di Gaza, melancarkan serangkaian serangan udara, dan mengerahkan pasukan darat tambahan untuk menegaskan kendali operasional di beberapa bagian di wilayah kantong Palestina tersebut.

Sejak Israel melanjutkan operasi militernya yang intensif pada 18 Maret, sedikitnya 3.131 warga Palestina tewas dan 8.632 lainnya terluka, sehingga jumlah korban tewas di Gaza secara keseluruhan sejak perang pecah pada Oktober 2023 menjadi 53.272 orang, dengan 120.673 lainnya terluka, papar otoritas kesehatan di Gaza.

Sekitar 160.000 palet yang memuat pasokan kemanusiaan siap didistribusikan di Gaza. Namun, selain adanya eskalasi militer, Israel juga telah memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut, ungkap Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher. Dia juga mendesak “pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat, aman, dan tanpa hambatan bagi warga sipil yang membutuhkan” di Gaza.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan