Banner

Presiden Gani klaim dirinya diusir Taliban dari Afghanistan

Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani. (Al Jazeera/YouTube/tangkapan layar)

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Afghanistan Ashraf Gani telah mengeluarkan pernyataan yang disiarkan Al Jazeera melalui kanal YouTube pada Kamis, mengeklaim dirinya bukan “melarikan diri”, melainkan “diusir” oleh Taliban dari Afghanistan.

Ghani meninggalkan negaranya pada Ahad malam (15/8) setelah Taliban menguasai istana presiden di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan kini berada di Uni Emirat Arab bersama keluarganya.

Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (18/8) mengonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani dan keluarganya ke negara itu “atas dasar kemanusiaan.”

“Saya tidak punya niat untuk melarikan diri dan (tetap di) pengasingan,” kata Gani, seraya menekankan bahwa keberadaannya di UEA adalah agar pertumpahan darah dan kekacauan segera usai.

“Saat ini saya sedang dalam pembicaraan untuk kembali ke Afghanistan.”

“Dan saya melakukan upaya untuk mengamankan keadilan dan menjaga pemerintahan Afghanistan, dan untuk berjuang bersama untuk melestarikan nilai-nilai kita, dan serta pencapaian Islam dan nasional yang sebenarnya dari bangsa Afghanistan.”

Presiden Gani menyatakan bahwa jika dirinya tetap berada di Afghanistan, maka pemimpin Afghanistan terpilih akan digantung lagi di depan mata rakyat Afghanistan, dan peristiwa memalukan yang besar akan terulang.

“Anda tahu, saya tidak takut mati dengan hormat dan saya tidak pernah takut, tapi saya tidak bisa melihat aib Afghanistan,” ucap Gani dalam pernyataannya.

Dia menyeru agar rakyat Afghanistan tidak mempercayai pihak mana pun yang mengatakan dirinya kabur untuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya.

“Saya diusir dari Afghanistan sampai-sampai saya bahkan tidak sempat melepas sandal dan mengenakan sepatu bot saya,” ujarnya.

Taliban menyatakan perang di Afghanistan telah berakhir setelah Ghani menyerah dan pasukan yang dipimpin oleh Amerika Serikat hengkang, sementara negara-negara Barat lainnya bergegas untuk mengevakuasi warganya.

Ibu kota Afghanistan, Kabul, telah mengalami hari-hari yang relatif damai sejak Taliban menguasai kota itu pada Ahad (15/8).

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan