Banner

Lira Turkiye anjlok ke level terendah baru terhadap dolar AS

Seorang pelanggan menukar uang di sebuah kantor penukaran uang di Ankara, Turkiye, pada 20 Juli 2023. Bank sentral Turkiye pada Kamis (20/7) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 250 basis poin menjadi 17,5 persen dari 15 persen dalam upaya melawan inflasi yang tinggi dan fluktuasi mata uang. Kenaikan tersebut terjadi hampir sebulan setelah bank sentral Turkiye menaikkan suku bunga utamanya sebesar 650 basis poin menjadi 15 persen pada 22 Juni dalam sebuah perubahan kebijakan menuju pengetatan moneter untuk melawan tingginya tingkat inflasi. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Mata uang Turkiye pada Senin (7/8) menyentuh level terendah baru terhadap dolar AS, diperdagangkan pada posisi 27 lira per 1 dolar AS.

 

Istanbul, Turkiye (Xinhua) – Mata uang Turkiye pada Senin (7/8) menyentuh level terendah baru terhadap dolar AS, diperdagangkan pada posisi 27 lira per 1 dolar AS.

Setelah sempat berada di level 27,32 terhadap greenback (dolar AS) pada Senin dini hari, lira kemudian bertengger di kisaran 27 per dolar AS pada sore, kehilangan sekitar 30 persen nilainya sejak awal tahun ini.

Mata uang tersebut sempat tercatat di atas ambang 30 terhadap euro pada Senin pagi dan kemudian turun ke angka 29,68.

Bank sentral Turkiye menaikkan suku bunga acuan dari 8,5 persen menjadi 15 persen pada Juni dan menaikkannya lagi menjadi 17,5 persen pada Juli.

Banner

Namun, pasar memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dapat mengatasi dengan lebih baik devaluasi lira dan meningkatnya tingkat inflasi. Tingkat inflasi tahunan negara itu mencapai 47,83 persen pada Juli, menandai kenaikan pertama sejak Oktober tahun lalu.

Menurut Murat Tufan, seorang analis di lembaga penyiaran Ekoturk, menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap lira merupakan skenario yang telah diperkirakan usai pemilihan presiden dan pemilihan umum di Turkiye pada Mei lalu.

Tufan mengatakan kepada Xinhua bahwa pemerintah baru Turkiye telah menghapus tekanan pada dolar AS guna membendung kenaikan inflasi dan mulai menaikkan suku bunga.

“Namun, sekarang ada kerusakan parah terkait kepercayaan pada lira Turkiye. Jika bank sentral berhasil mengurangi inflasi secara meyakinkan dengan cara yang jujur, setelah satu atau dua tahun, penduduk Turkiye mungkin akan kembali mempercayai lira Turkiye. Namun, dalam krisis saat ini, mereka tetap menjual lira,” terangnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan