Banner

PLTS terapung Cirata senilai 1,8 triliun rupiah akan produksi 250 GW per jam/tahun

Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang dibangun di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat resmi dimulai pada Kamis (17/12/2020). (Kementerian ESDM)

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, senilai 129 juta dolar AS atau sekitar 1,8  triliun rupiah diharapkan memproduksi 250 gigawatt (GW) per jam/tahun.

Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung tersebut merupakan proyek Independent Power Producer (IPP) yang digarap oleh PT PJBI (Pembangkitan Jawa Bali Investasi) dan MASDAR, yakni anak usaha dari Mubadala Investment Company, perusahaan investasi milik Pemerintah Uni Emirat Arab.

Proyek pembangunan PLTS terapung pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara tersebut resmi dimulai pada Kamis (17/12).

PLTS Terapung Cirata
Para pekerja memasang dan memeriksa panel-panel surya pada pembangkit listrik tenaga surya. Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun, dengan rincian 687 MW pada 2020, meningkat menjadi 1.001 MW (2021), 1.922 MW (2022), 1.778 MW (2023), dan 3.664 MW pada 2024. (Kementerian ESDM)

PLTS Terapung Cirata, merupakan bagian dari Proyek Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan Pemerintah Republik Indonesia melalui PT PLN (Persero) guna meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan hingga mencapai 23 persen pada 2025.

Saham proyek pembangunan PLTS Cirata terdiri atas 51 persen yang dimiliki oleh PT PJBI dan 49 persen milik Masdar.

Nantinya, PLTS Terapung Cirata akan dibangun dan dioperasikan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan