IAEA: Aktivitas militer rusak jaringan listrik, dua PLTN di Ukraina kurangi daya
PLTN Khmelnytsky dan Rivne di Ukraina mengurangi output listriknya setelah aktivitas militer yang ekstensif berdampak pada infrastruktur energi yang penting bagi keselamatan dan keamanan nuklir.
Wina, Austria (Xinhua/Indonesia Window) – Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Khmelnytsky dan Rivne di Ukraina mengurangi output listriknya pada Selasa (23/12) pagi waktu setempat setelah aktivitas militer yang ekstensif berdampak pada infrastruktur energi yang penting bagi keselamatan dan keamanan nuklir, sebut pernyataan dari Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA).
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan beberapa gardu listrik mengalami kerusakan.
“Sekali lagi, sejumlah gardu induk terdampak oleh aktivitas militer, yang berimbas pada keselamatan dan keamanan nuklir. Jaringan listrik semakin terdegradasi dan tidak stabil selama konflik, sehingga menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan PLTN,” kata Grossi.
Gardu listrik mengubah dan mengatur tingkat tegangan guna memastikan transmisi daya yang andal. Bagi PLTN, gardu listrik sangat penting untuk menjaga pasokan daya yang aman di luar lokasi (off-site) demi mendukung sistem keselamatan dan fungsi pendinginan reaktor.
Sebelumnya pada bulan ini, IAEA telah mengevaluasi kondisi di lebih dari 10 gardu induk yang vital bagi keselamatan dan keamanan nuklir di Ukraina. Misi tersebut menyimpulkan bahwa jaringan listrik saat ini berada dalam kondisi terburuk sejak badan tersebut mulai memantau gardu induk pada September 2024.
Pada Maret 2022, Grossi menguraikan Tujuh Pilar Penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan nuklir selama konflik bersenjata. Pilar ke-4 menyatakan bahwa “harus ada pasokan daya off-site yang aman dari jaringan listrik untuk semua lokasi nuklir”. Namun, prinsip-prinsip ini semakin terkikis oleh degradasi yang terus-menerus terhadap gardu induk dan jaringan listrik, ungkap pernyataan tersebut.
Laporan: Redaksi

.jpg)








