Pihak otoritas Kenya menyatakan bahwa ekspor buah alpukat negara itu ke China akan meningkat secara bertahap menjadi 100.000 ton per tahun dalam beberapa tahun mendatang.
Tianjin, China (Xinhua) – Zola Franco, yang memiliki sebuah restoran Meksiko di Kota Tianjin, China utara, baru-baru ini membuat beberapa penyesuaian baru pada bahan-bahan masakannya.
Dalam beberapa hidangan khas restoran itu, dia mengganti buah alpukat yang ditanam di Meksiko, produsen alpukat terbesar di dunia, dengan alpukat Kenya.
“Sangat seru rasanya membuat masakan Meksiko dengan alpukat Kenya di China,” ujar Franco.
Sementara itu di Nandi County di Kenya barat laut yang jaraknya sekitar 8.000 kilometer dari Tianjin, Richard Tuwei (62) baru saja memanen gelombang terakhir buah alpukat. Sebelumnya, sebagian besar buah tropis dari perkebunan alpukat milik Tuwei yang luasnya mencapai sekitar 2,8 hektare tersebut telah dikirim ke China dan dijual dengan harga yang layak.
Tuwei adalah salah satu penerima manfaat pertama setelah Kenya memulai pengangkutan maritim buah alpukat segar ke China pada Agustus, yang sejalan dengan protokol yang diteken oleh kedua negara pada Januari lalu.
Du Gongming, manajer umum perusahaan importir yang berbasis di Shanghai, menuturkan bahwa lebih dari 150 kontainer alpukat diperkirakan akan diimpor dari Kenya pada akhir musim panen tahun ini, dan angkanya diprediksi akan mencapai 1.500 kontainer pada musim 2023 mendatang.
Pihak otoritas Kenya menyatakan bahwa ekspor buah alpukat negara itu ke China akan meningkat secara bertahap menjadi 100.000 ton per tahun dalam beberapa tahun mendatang.
Tuwei, yang sebelumnya sempat berprofesi sebagai petani jagung, terpaksa beralih ke buah alpukat akibat serangkaian kerugian yang berkaitan dengan serangan hama, cuaca yang tidak menentu, dan volatilitas pasar.
“(Saya) senang menyaksikan keterbukaan pasar China untuk alpukat kami dan menantikan peningkatan pendapatan bagi para petani setempat yang sebelumnya harus berjuang keras dengan perantara yang eksploitatif,” kata Tuwei.
Ernest Muthomi, CEO Avocado Society of Kenya, meyakini bahwa perjanjian baru itu akan membawa keuntungan bagi para petani alpukat setempat, mengingat betapa luasnya pasar China.
“Ekspor alpukat Kenya ke China diperkirakan akan meningkatkan pendapatan petani setempat rata-rata sebesar 20 hingga 30 persen dan menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan baru,” urai Du.
Kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin mendalam antara China dan Afrika selama beberapa dekade terakhir tercermin dalam industri buah alpukat.
Berkat Forum Kerja Sama China-Afrika, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, dan sejumlah upaya pemerintah lainnya, China dan Afrika telah mewujudkan kerja sama praktis di berbagai bidang, termasuk sektor pertanian.
Sebagai destinasi ekspor pertanian terbesar kedua Afrika, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan ekspor pertanian Afrika ke China mencapai 11,4 persen dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, ekspor pertanian Afrika ke China meningkat 18,2 persen secara tahunan (year on year).
China akan mendukung dan memfasilitasi masuknya lebih banyak produk pertanian dan pangan Afrika yang berkualitas tinggi dan khas ke pasar China, membawa manfaat yang lebih nyata bagi masyarakat China dan Afrika, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam jumpa pers rutin pada Agustus.
Laporan: Redaksi