Banner

Pertikaian dan blokade bantuan berdampak buruk pada warga sipil Gaza

Tim penyelamat mencari penyintas di antara reruntuhan bangunan yang hancur di kawasan permukiman Shuja’iyya, sebelah timur Gaza City, pada 9 April 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Pertikaian dan pemblokiran kargo yang terus berlanjut di Gaza selama hampir enam pekan ini menghambat akses masyarakat untuk mendapatkan bantuan yang menyelamatkan nyawa.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Serangan Israel di Gaza menimbulkan dampak mengerikan bagi warga sipil yang sudah menderita kekurangan pasokan makanan dan penjarahan akibat blokade bantuan, seperti diungkapkan sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (10/4).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan terdapat laporan harian mengenai serangan Israel yang menewaskan dan melukai banyak warga sipil Palestina.

“Baru kemarin (Rabu, 9 April) di Gaza City, ada laporan puluhan orang tewas, termasuk sedikitnya delapan anak-anak, setelah serangan Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal,” kata OCHA. “Banyak yang masih (dinyatakan) hilang di bawah reruntuhan tersebut.”

Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, sejak meningkatnya intensitas serangan kurang dari sebulan yang lalu.

Banner

Kantor tersebut mengatakan pertikaian dan pemblokiran kargo yang terus berlanjut di Gaza selama hampir enam pekan ini menghambat akses masyarakat untuk mendapatkan bantuan yang menyelamatkan nyawa.

“Ketika persediaan di dalam Jalur Gaza hampir habis dan situasi menjadi semakin mengerikan, terjadi peningkatan penjarahan dalam beberapa hari terakhir,” kata OCHA. Sebelumnya pada pekan ini, sejumlah insiden serupa dilaporkan terjadi di Rafah, Deir al Balah, dan Al Zawaida.

pertikaian dan pemblokiran kargo
Anak-anak pengungsi Palestina terlihat di Gaza City pada 7 April 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

OCHA menegaskan kembali urgensi untuk kembali membuka perbatasan guna memungkinkan masuknya pasokan penting.

Lebih dari 60.000 anak dilaporkan mengalami malnutrisi di saat dapur umum dengan cepat mulai kehabisan bahan bakar dan pasokan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya telah mampu mendukung beberapa evakuasi medis dari Gaza. Pada Rabu, 18 pasien dan hampir 30 pendamping diizinkan untuk keluar dari daerah itu guna menjalani perawatan khusus di luar negeri.

Namun, dengan sekitar 12.500 pasien di Gaza yang masih membutuhkan evakuasi medis di luar jalur tersebut, WHO menyerukan evakuasi melalui semua perlintasan dan koridor perbatasan yang tersedia.

Banner

Di seluruh Gaza, OCHA melaporkan bahwa mitra-mitranya memperingatkan terjadinya kekurangan air bersih yang akut di tempat-tempat penampungan pengungsi. Krisis air, kurangnya perlengkapan kebersihan, dan hidup berdampingan dengan hewan ternak berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Pada Maret, lebih dari sepertiga rumah tangga di Gaza dilaporkan mengalami infestasi kutu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan