Peran Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral menjadi sangat penting, karena kegiatan tersebut membahas bagaimana menyinkronkan kebijakan fiskal dan moneter.
Jakarta (Indonesia Window) – Dana Moneter Internasional (IMF) mengapresiasi penyelenggaraan pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Negara G20 ketiga di Nusa Dua, Bali yang digelar pada 15-16 Juli 2022.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva saat diterima oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/7), demikian keterangan dari Sekretariat Kabinet RI, Senin.
“Bu Kristalina sangat menghargai bahwa Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah untuk G20 finance track menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ketiga di Bali pada situasi dunia yang sedang tidak mudah, makin menantang,” ujar Menkeu Sri Mulyani yang turut mendampingi kepala negara dan Gubernur Bank Sentral G20 dalam pertemuan tersebut.
Tantangan yang disampaikan tersebut antara lain perang yang masih berkecamuk sehingga menimbulkan kenaikan harga komoditas seperti pangan dan energi, kata Sri Mulyani, seraya menambahkan bahwa kenaikan harga komoditas tersebut kemudian memacu inflasi di berbagai negara.
“Kenaikan harga komoditas seperti pangan dan energi ini menyebabkan inflasi di banyak negara meningkat tinggi, sehingga ini menjadi ancaman yang sangat nyata bagi banyak negara yang sekarang menghadapi krisis pangan dan krisis energi,” imbuhnya.
Untuk itu, lanjut menkeu, peran Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral menjadi sangat penting, karena kegiatan tersebut membahas bagaimana menyinkronkan kebijakan fiskal dan moneter.
“Dalam menangani masalah seperti krisis pangan, langkah-langkah apa yang bisa dilakukan agar bisa menurunkan risiko dari perekonomian global yang sekarang ini meningkat sangat tinggi,” tutur Sri Mulyani.
Berbagai hasil dari pembahasan dalam berbagai pertemuan akan disampaikan pada KTT G20 pada November mendatang, termasuk pembentukan dana kesehatan multilateral untuk penanganan pandemik di masa depan, terutama untuk memperkuat kolaborasi antara keuangan dan kesehatan.
“Itu merupakan satu capaian yang bagus. Kita bicara tentang crypto currency dan regulasi mengenai digital coin ini menjadi salah satu yang bagus,” kata menkeu.
“Financial inclusion dan digital technology juga menjadi capaian yang sangat baik. Kita bicara tentang global taxation juga menjadi sangat impresif dalam situasi saat ini, dan mengenai sustainable finance serta pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Itu merupakan hasil-hasil yang dilakukan di G20,” pungkas Sri Mulyani.
Laporan: Redaksi