Panglima militer Sudan sebut pertempuran lawan paramiliter RSF akan segera berakhir
![pertempuran melawan paramiliter](https://sgp1.digitaloceanspaces.com/indonesiawindow/2025/01/e53lV91M-image-2.jpeg)
Pertempuran melawan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) hampir berakhir dan pemberontakan akan ditumpas.
Khartoum, Sudan (Xinhua/Indonesia Window) – Ketua Dewan Kedaulatan Transisi Sudan Abdel Fattah Al-Burhan pada Ahad (26/1) mengatakan bahwa pertempuran melawan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) hampir berakhir dan pemberontakan akan ditumpas.
Al-Burhan, yang juga menjabat sebagai panglima Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF), menyampaikan pernyataan tersebut saat mengunjungi markas Komando Umum SAF di ibu kota Khartoum, yang baru-baru ini dibebaskan dari pengepungan selama 21 bulan yang dilakukan oleh RSF, menurut pernyataan dari dewan kedaulatan itu.
“Pertempuran akan segera berakhir dan pemberontakan akan ditumpas. Janji kami kepada rakyat Sudan adalah bahwa kami akan memerangi para penjahat ini sampai kami mengalahkan mereka,” kata Al-Burhan kepada kerumunan tentara.
“Angkatan bersenjata kita mampu dan tangguh. Mereka tidak akan kalah, dan sejarah mereka tidak perlu diragukan,” katanya.
Pada Jumat (24/1), tentara Sudan mengumumkan bahwa pihaknya telah mengakhiri pengepungan markas Komando Umum, yang telah berlangsung sejak pecahnya perang pada April 2023.
Markas Komando Umum, yang terletak di jantung kota Khartoum, terdiri dari lima bangunan utama, termasuk Markas Besar Angkatan Darat, Komando Angkatan Laut, Markas Besar Angkatan Udara, Intelijen Militer, dan Kementerian Pertahanan.
![pertempuran melawan paramiliter](https://sgp1.digitaloceanspaces.com/indonesiawindow/2025/01/Q8oAN5B8-image-3.jpeg)
Sudan terjebak dalam konflik dahsyat antara SAF dan RSF sejak pertengahan April 2023, yang merenggut sedikitnya 28.000 nyawa dan membuat lebih dari 15 juta orang terpaksa mengungsi, baik di dalam maupun di luar Sudan, menurut perkiraan terbaru dari sejumlah organisasi internasional.
Laporan: Redaksi