Perjalanan harian Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah ditingkatkan dari 14 menjadi 52 perjalanan, dan jumlah kursi penumpang telah melonjak dari 8.400 menjadi lebih dari 31.000 kursi.
Jakarta (Xinhua) – Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Rabu (17/4) menandai enam bulan masa pengoperasiannya dengan total 2,56 juta penumpang, demikian disampaikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), konsorsium perusahaan patungan (joint-venture) antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan China yang membangun dan mengoperasikan KCJB.
Menurut KCIC, sejak resmi beroperasi secara komersial pada pertengahan Oktober tahun lalu, kereta tersebut telah mengoperasikan total 7.050 perjalanan kereta dengan total jarak tempuh lebih dari 1,26 juta kilometer.
Saat ini, perjalanan harian kereta itu telah ditingkatkan dari 14 menjadi 52 perjalanan, dan jumlah kursi penumpang telah melonjak dari 8.400 menjadi lebih dari 31.000 kursi. Angka tertinggi untuk jumlah penumpang yang diangkut dalam satu hari adalah 21.537 orang, sedangkan tingkat keterisian kursi harian tertinggi tercatat sebesar 99,6 persen.
KCIC mengatakan bahwa pihaknya sepenuhnya memanfaatkan pengalaman China yang kaya di bidang kereta cepat untuk melakukan manajemen pemeliharaan dan pengoperasian, merespons dengan baik kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin topan, dalam upaya untuk memastikan kelancaran pengoperasian kereta dan keselamatan penumpang.
Selain itu, guna memenuhi kebutuhan penumpang dengan lebih baik, kebijakan tarif dinamis diberlakukan, jadwal pengoperasian dioptimalkan, dan fasilitas di stasiun-stasiun kereta disempurnakan, tambahnya.
KCJB, yang merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, telah mengangkut 2 juta penumpang per awal Maret lalu, menurut data resmi.
Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, mengatakan bahwa KCJB telah merevolusi perjalanan antara Jakarta dan Bandung, mengubahnya dari berbasis jalan raya menjadi berbasis rel.
“Saya yakin di masa depan, pola mobilitas kita akan berevolusi dari transportasi individu menjadi pendekatan yang lebih berorientasi pada transportasi massal,” kata Septian.
Dengan kecepatan yang dirancang mencapai 350 km per jam, jalur kereta cepat sepanjang 142,3 km itu mempersingkat perjalanan antara Jakarta dan Bandung, Provinsi Jawa Barat, dari yang semula lebih dari tiga jam menjadi sekitar 40 menit saja.
Laporan: Redaksi