Penjualan senjata Amerika Serikat ke luar negeri tumbuh signifikan pada tahun fiskal 2022, dengan nilai total penjualan militer ke luar negeri antarpemerintah yang disahkan Deplu AS mencapai 51,9 miliar dolar AS.
Jakarta (Indonesia Window) – Penjualan senjata Amerika Serikat (AS) ke luar negeri tumbuh signifikan pada tahun fiskal 2022, menurut data yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri (Deplu), yang mengaitkan peningkatan itu terutama dengan dukungan militer AS untuk Ukraina dalam konflik Ukraina-Rusia.
Nilai total penjualan militer ke luar negeri antarpemerintah yang disahkan Deplu AS mencapai 51,9 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2022, periode 12 bulan yang berakhir pada 30 September 2022, atau naik 49,1 persen dari tahun fiskal sebelumnya yang tercatat sebesar 34,8 miliar dolar AS, tunjuk data.
Apa yang disebut sebagai penjualan komersial langsung, atau penjualan senjata dan peralatan militer ke pemerintah asing oleh kontraktor pertahanan AS, juga meningkat pada tahun fiskal 2022, yakni naik 48,6 persen ke angka 153,7 miliar dolar AS dari 103,4 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2021.
Pada akhir tahun fiskal 2022, sebanyak 14.445 entitas terdaftar di Direktorat Pengendalian Perdagangan Pertahanan untuk melakukan kegiatan perdagangan pertahanan, angka yang naik tipis dari tahun fiskal 2021, kata Deplu AS dalam sebuah rilis pers pada Rabu (25/1).
Deplu AS mengaitkan lonjakan itu dengan penyediaan bantuan militer AS yang konsisten ke Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Departemen itu mengklaim bahwa “transfer senjata dan perdagangan pertahanan merupakan sarana penting bagi kebijakan luar negeri AS.”
Menurut pembaruan terkini dari Departemen Pertahanan AS yang dirilis pada Rabu, negara tersebut telah memberikan bantuan keamanan sebesar lebih dari 27,1 miliar dolar AS untuk Ukraina sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022.
Angka-angka penjualan senjata pada 2022 tersebut merupakan kesepakatan potensial yang disampaikan Deplu AS kepada Kongres, bukan penjualan akhir. Ini berarti beberapa transaksi dapat ditolak oleh Kongres, sehingga memaksa pemerintah untuk terlibat dalam negosiasi lebih lanjut.
Destinasi penjualan senjata AS ke luar negeri tersebut mencakup sekutu dan mitra AS di Eropa, seiring melonjaknya permintaan senjata AS terutama di negara-negara NATO, serta di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Laporan: Redaksi