Penjualan mobil Wuling menyumbang 2,5 persen dari total penjualan mobil di Indonesia, meningkat dibandingkan lima tahun sebelumnya, yang tercatat di bawah 2 persen, serta masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia.
Jakarta (Xinhua) – Merek mobil asal China semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan mampu bersaing dengan merek-merek populer lainnya dari Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Eropa. Beberapa faktornya karena harga yang terjangkau, kualitas yang tidak kalah bagus, hingga inovasi ke segmen kendaraan listrik.
Penjualan sejumlah merek mobil asal China mencatatkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, kecuali pada 2020 saat perekonomian melemah akibat pandemik COVID-19 dan penjualan mobil secara keseluruhan sedang menurun. Merek-merek populer dari China, seperti Wuling misalnya, membukukan penjualan retail sebanyak 22,5 ribu unit sepanjang Januari-November 2023 menurut data dari asosiasi produsen mobil Indonesia GAIKINDO. Penjualan mobil Wuling menyumbang 2,5 persen dari total penjualan mobil di Indonesia, meningkat dibandingkan lima tahun sebelumnya, yang tercatat di bawah 2 persen, serta masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia.
Merek lainnya seperti Chery yang terbilang masih baru, membukukan penjualan retail sebanyak 3.620 unit sepanjang Januari-November 2023, melampaui penjualan merek dari negara lain yang sudah lebih dulu masuk ke Indonesia seperti Nissan asal Jepang dan KIA dari Korsel.
Akademisi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar produk otomotif, Yannes Martinus Pasaribu, menilai faktor yang mendorong masyarakat Indonesia menggandrungi merek mobil asal China adalah karena harganya yang lebih terjangkau dan produknya beragam mulai dari segmen LCGC hingga mobil multiguna MPV.
Kualitas mobil rakitan perusahaan China juga dinilai semakin meningkat, baik dari aspek keselamatan, teknologi, maupun kenyamanan. Promosi yang intensif dan kemitraan dengan dealer lokal menjadi faktor lain yang mendongkrak popularitasnya.
Sementara itu, beberapa merek yang telah lama mendominasi pasar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dilaporkan sering mengalami skandal perihal kualitas produk maupun layanannya, sehingga merek-merek China lebih dianggap unggul, ujar Yannes.
Di sisi lain, pengamat otomotif Bebin Djuana menilai merek mobil asal China kian disambut baik masyarakat Indonesia tak lepas dari inovasinya pada segmen kendaraan listrik. Dia melihat China unggul dalam teknologi kendaraan listrik dengan berbagai merek yang terkenal saat ini.
“Untuk segmen kendaraan listrik, kita justru menantikan produk buatan China karena mereka mampu menciptakan kendaraan yang berkualitas bagus, dengan teknologi terkini dan harga yang terjangkau, beberapa mobil listrik mereka memiliki harga yang sesuai dengan segmen ekonomi menengah,” ujarnya.
Dia optimistis semakin banyak merek mobil asal China masuk ke Indonesia di masa mendatang seiring permintaan dalam negeri yang terbilang tinggi. Meski demikian, merek-merek itu kemungkinan akan masuk dalam bentuk mobil konvensional terlebih dahulu sebelum mengelola kendaraan listrik agar menyesuaikan dengan perkembangan ekosistem mobil listrik di Indonesia yang masih berkembang.
Pandangan Yannes dan Bebin itu sejalan dengan riset yang belum lama ini dirilis oleh konsultan komunikasi yang berbasis di Asia Tenggara, Vero, dan konsultan pemasaran yang berbasis di New York, WeBridge Consulting. Riset menunjukkan bahwa 66 persen konsumen memiliki persepsi positif terkait produk otomotif China mengingat harganya yang terjangkau, teknologi dan fitur, serta mobilitas dan kenyamanan.
Tidak hanya di Indonesia, persepsi positif terhadap merek mobil China juga terbilang tinggi di negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina, terutama karena harga yang terjangkau, fitur teknologi, desain yang modern, serta kenyamanan.
Laporan: Redaksi