Banner

China menentang keras pengerahan rudal balistik jangka menengah AS di Asia-Pasifik

Foto yang disediakan oleh Korean Central News Agency (KCNA) ini menunjukkan rudal balistik hipersonik jarak menengah yang diluncurkan di Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK), pada 2 April 2024. RRDK pada Selasa (2/4) berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik hipersonik jarak menengah dengan pemimpin tertingginya memandu peluncuran tersebut di lokasi, demikian dilansir kantor berita resmi negara tersebut KCNA pada Rabu (3/4). (Xinhua/KCNA)

Pengerahan rudal balistik jarak menengah oleh Amerika Serikat ke Luzon, Filipina, dinilai memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, sekaligus meningkatkan risiko salah penilaian dan salah perhitungan.

 

Beijing, China (Xinhua) – China menentang keras pengerahan rudal balistik jarak menengah oleh Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia-Pasifik, dan mendesak negara itu untuk berhenti memicu konfrontasi militer, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada Kamis (18/4).

Pernyataan Lin ini disampaikan setelah Angkatan Darat Pasifik AS (U.S. Army Pacific/USARPAC) mengumumkan bahwa pihaknya telah mengerahkan sistem rudal Kapabilitas Jarak Menengah (Mid-Range Capability), yang juga dikenal sebagai Typhon, ke Luzon, Filipina, sebagai bagian dari latihan militer gabungan AS-Filipina. Ini kali pertama AS mengerahkan sistem rudal yang berbasis di dan diluncurkan dari darat setelah menarik diri dari Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF).

Lin mengatakan bahwa China mencermati pengumuman tersebut dan menyatakan kekhawatiran mendalam atas langkah AS ini. China menentang keras pengerahan rudal balistik jarak menengah AS di kawasan Asia-Pasifik, yang berusaha memperkuat pengerahan rudal di depan pintu China untuk mencari keuntungan militer sepihak, tuturnya.

Langkah AS ini tidak hanya memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, tetapi juga meningkatkan risiko salah penilaian dan salah perhitungan, kata sang jubir.

Banner

“Kami mendesak AS untuk sungguh-sungguh menghormati keprihatinan keamanan negara lain, berhenti memicu konfrontasi militer, stop merongrong perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, serta mengambil tindakan konkret untuk mengurangi risiko-risiko strategis,” ujar Lin.

Dia menambahkan bahwa Filipina perlu melihat dan menyadari apa yang sebenarnya sedang diupayakan AS, serta konsekuensi dari menyokong AS dalam pengerahan rudal balistik jarak menengah.

“Filipina perlu berpikir dengan teliti untuk menjadi pion AS dengan mengorbankan kepentingan keamanannya sendiri, dan berhenti melangkah ke arah yang salah,” kata Lin.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan