Jakarta (Indonesia Window) – Sejarah berdirinya Kerajaan Arab Saudi dimulai dari Diriyah yang terletak sekitar 11 kilometer barat laut ibu kota Riyadh.
Dengan bangunan-bangunan kuno terbuat dari bata tanah liat yang masih dipertahankan hingga kini, Diriyah adalah ikon budaya Arab Saudi yang menyimpan masa lampau kerajaan tersebut di tengah lingkungan urban yang terus bergerak maju.
Pelestarian Diriyah sebagai kekayaan budaya Arab Saudi telah dimulai sejak Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah (DGDA) melakukan peletakan batu pertama proyek pengembangan Gerbang Diriyah atau Diriyah Gate pada Rabu, demikian dikutip dari Saudi Gazette.
Proyek pengembangan tersebut bertujuan mengembalikan kota bersejarah Diriyah sebagai warisan budaya, dan mengembalikannya ke negara asalnya yang akan menjadi tujuan wisata lokal dan internasional, yang sejalan dengan Visi 2030.
Proyek Gerbang Diriyah akan dimulai pada awal 2020, dan akan menjadi salah satu proyek terbesar dalam rencana kerajaan tersebut dengan biaya lebih dari 64 miliar Saudi riyal (1 Saudi riyal=Rp 3.758,71).
Diriyah diharapkan menarik komunitas urban tradisional dan menjadi rumah bagi lebih dari 100.000 wisatawan, tamu, pemukim dan pelajar.
Sekitar 25 hingga 30 juta pengunjung diperkirakan mengunjungi Gerbang Diriyah setiap tahun untuk menikmati fasilitas budaya, pendidikan dan rekreasi berkelas dunia, termasuk museum dan galeri yang akan menawarkan pengalaman interaktif dan menyenangkan.
Proyek tersebut juga akan mencakup pembangunan ruang pameran, restoran, dan akademi seni yang akan meluncurkan inisiatif pendidikan dengan spesialisasi lokal, termasuk kaligrafi Arab, seni Islam, gaya arsitektur suku Najdi, seni masakan Najdi, teater, dan musik Arab.
Laporan: Redaksi