Banner

Situs arkeologi Lebanon rusak parah di tengah konflik Hizbullah-Israel

Foto berikut ini menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di dalam benteng kuno Baalbek di Lebanon pada 7 November 2024. (Xinhua/Maher Kamar)

Pengeboman Israel menyasar bangunan bersejarah, termasuk enam kuil, sembilan gereja, 36 masjid, enam kastil kuno, serta bangunan-bangunan bersejarah lainnya selama pertempuran.

 

Beirut, Lebanon (Xinhua/Indonesia Window) – Konflik Hizbullah-Israel yang telah berlangsung selama 14 bulan menyebabkan kerusakan ekstensif di sejumlah situs arkeologi dan ikonis di Lebanon timur dan selatan, demikian diungkapkan para pejabat setempat, yang menyerukan pendanaan dan upaya untuk perlindungan dan restorasi situs-situs tersebut.

Salah satu situs arkeologi yang paling terdampak oleh konflik itu adalah benteng kuno Baalbek dan daerah sekitarnya, kata Ketua Forum Media Baalbek Hakim Sharif kepada Xinhua.

Benteng Baalbek, yang terletak di Lebanon timur, merupakan salah satu kompleks kuil Romawi kuno yang paling signifikan dan terawat dengan baik. Dikenal karena skalanya yang besar dan susunan batu yang rumit, benteng tersebut merupakan bukti kemegahan dan keunggulan teknik yang dimiliki Kekaisaran Romawi. Benteng itu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1984 silam karena nilai sejarah, budaya, dan arsitekturnya.

Pengeboman Israel menyasar bangunan
Foto berikut ini menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di dalam benteng kuno Baalbek di Lebanon pada 7 November 2024. (Xinhua/Maher Kamar)

Menurut Sharif, perang baru-baru ini telah menyebabkan kerusakan di dinding bagian luar Benteng Baalbek, barak Gouraud, bangunan bersejarah Manshiyeh, Hotel Palmyra, Gereja Bunda Maria Penolong Abadi, Gereja Ortodoks Yunani, Katedral Katolik Yunani Santa Barbara dan Takla, serta Keuskupan Katolik Yunani Melkite di Baalbek.

Banner

“Situs-situs tersebut saat ini membutuhkan anggaran yang sangat besar dan upaya teknis khusus yang intensif guna membangun dan menghidupkannya kembali,” ujarnya.

Menurut laporan dari Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon, dan perkiraan awal dari Kementerian Kebudayaan Lebanon, serangan udara dan pengeboman Israel menyasar beberapa bangunan bersejarah, termasuk enam kuil, sembilan gereja, 36 masjid, enam kastil kuno, serta bangunan-bangunan bersejarah lainnya selama pertempuran.

Kepala Asosiasi Koperasi Pedagang Nabatieh Mohammad Jaber mengatakan kepada Xinhua bahwa pengeboman Israel secara langsung menyasar pasar warisan bersejarah utama di Nabatieh di Lebanon selatan, yang memiliki 12 bangunan tradisional, 40 toko dari abad ke-19, dan ratusan bangunan komersial.

Jaber mengatakan upaya pemulihan warisan-warisan bersejarah ini akan membutuhkan biaya jutaan dolar.

Pengeboman Israel menyasar bangunan
Kepulan asap terlihat pascaserangan udara Israel di Nabatieh, Lebanon, pada 2 November 2024. (Xinhua/Taher Abu Hamdan)

Pada 7 November 2024, Menteri Kebudayaan Lebanon Mohammad Mortada dan sekitar 100 anggota parlemen mengirim surat kepada UNESCO, mendesak perlindungan dan pemulihan warisan budaya Lebanon pascaperang.

“Sejumlah lokasi ini merupakan perwujudan sejarah, pencapaian, dan identitas manusia selama ratusan tahun, serta memiliki nilai-nilai mendalam yang menghubungkan berbagai generasi, dan perlindungan terhadap lokasi-lokasi ini bukan hanya merupakan kepentingan nasional, tetapi juga tanggung jawab untuk melestarikan bagian dari peradaban manusia,” menurut surat tersebut.

Banner

Kendati demikian, penilaian akhir atas kerusakan itu hanya akan selesai setelah penarikan mundur penuh Israel dari wilayah perbatasan di Lebanon selatan, kata kantor media Mortada kepada Xinhua.

Ketika hal itu terjadi, “tim teknis kementerian akan dapat menjangkau lokasi-lokasi tersebut, menginspeksinya, dan melakukan survei komprehensif, kemudian meminta bantuan dari UNESCO,” menurut kantor media tersebut.

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis mulai berlaku pada 27 November 2024, dengan tujuan untuk mengakhiri konflik selama hampir 14 bulan antara Israel dan Hizbullah.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel akan menarik diri dari wilayah Lebanon dalam waktu 60 hari, dengan tentara Lebanon dikerahkan ke sepanjang perbatasan Lebanon-Israel dan di Lebanon selatan untuk menjalankan tanggung jawab keamanan dan mencegah kehadiran persenjataan dan militan.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan