Banner

Pemerintah India larang pembangunan swasta saat New Delhi diselimuti kabut asap

Sejumlah anak berlatih sepatu roda pada pagi hari yang berkabut di dekat Gerbang India di New Delhi, India, pada 7 November 2022. (Xinhua/Partha Sarkar)

Kabut asap di New Delhi, India, semakin memburuk karena udara yang lebih dingin dan lebih berat memerangkap debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tunggul tanaman di negara bagian Punjab dan Haryana di dekatnya, memaksa pemerintah melarang pembangunan sektor swasta di dalam dan sekitar kota sebagai upaya dalam mencoba mengatasi debu dan emisi.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Ibu kota India, New Delhi, diselimuti kabut asap tebal pada Senin pagi saat cuaca yang lebih dingin memperburuk tingkat polusi udara, sehingga memaksa pemerintah pusat melarang pembangunan sektor swasta di dalam dan sekitar kota itu sebagai upaya dalam mencoba mengatasi debu dan emisi.

Penduduk New Delhi dan pinggirannya harus menghadapi udara buruk setiap musim dingin karena udara yang lebih dingin dan lebih berat memerangkap debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tunggul tanaman di negara bagian Punjab dan Haryana di dekatnya.

Pembakaran sawah setelah panen di Punjab dan negara bagian lain terus terjadi setiap tahun meskipun ada upaya untuk membujuk petani agar menggunakan metode yang berbeda.

Indeks kualitas udara di beberapa bagian kota adalah antara 350 dan 400 pada hari Senin, yang berarti “sangat buruk”, menurut Badan Pengendalian Polusi Pusat.

Pemerintah pusat India melarang semua konstruksi sektor swasta di kota dan sekitarnya pada hari Ahad (4/12). Pihak berwenang juga menyemprotkan air di beberapa lingkungan untuk mencoba membersihkan udara.

Kabut asap di New Delhi
Sejumlah kendaraan melintas di sebuah jalan di tengah kabut asap tebal di New Delhi, India, pada 3 November 2022. (Xinhua/Javed Dar)

Pemerintah mengatakan pekan lalu akan melarang becak berbahan bakar minyak diesel di ibu kota dan mulai 2027, hanya mengizinkan taksi roda tiga yang ditenagai oleh gas alam bertekanan atau listrik untuk beroperasi.

Pada tahun 2020, sebuah studi Lancet mengaitkan 1,67 juta kematian dengan polusi udara di India pada 2019, termasuk hampir 17.500 jiwa di ibu kota, New Delhi.

Sumber: Reuters; Al Arabiya English

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan