Banner

Indonesia ingin jadi bagian kisah sukses pembangunan ekonomi Afrika

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Kerja Sama Internasional dan Warga Negara Gambia di Luar Negeri, Mamadou Tangara, di Jakarta, Selasa (24/1/2023). (Kementerian Luar Negeri RI)

Membahas berbagai peluang peningkatan kerja sama bilateral, Menlu Retno menyampaikan: “Indonesia ingin menjadi bagian dari kisah sukses pembangunan ekonomi Afrika”.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia ingin menjadi bagian dari kisah sukses pembangunan ekonomi Afrika, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat membahas berbagai peluang peningkatan kerja sama dengan timpalannya dari Gambia dan Guinea.

Retno Marsudi menerima secara terpisah Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Internasional dan Warga Negara Gambia di Luar Negeri, Mamadou Tangara, dan Menteri Perhubungan Guinea, Felix Lamah, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (24/1).

Pertemuan dengan Menteri Gambia membahas kerja sama dalam kerangka forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan berbagai peluang peningkatan kerja sama bilateral, kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resminya yang dikutip Indonesia Window pada Rabu.

Terkait rencana Gambia yang akan menjadi tuan rumah KTT ke-15 OKI pada akhir tahun ini, Menlu Retno menyampaikan harapan agar KTT OKI dapat menghasilkan deliverables yang kongkret.

Banner

“Indonesia mendukung Gambia untuk dapat menghasilkan kerja sama yang dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat negara anggota OKI, antara lain melalui kerja sama untuk pemenuhan hak atas pendidikan bagi perempuan Afghanistan, serta kerja sama penguatan kapasitas di bidang pertanian,” tutur Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memberikan pelatihan keprotokolan dan persidangan internasional kepada Gambia guna meningkatkan kesiapan Gambia menyelenggarakan KTT OKI tersebut.

Membahas berbagai peluang peningkatan kerja sama bilateral, Menlu Retno menyampaikan: “Indonesia ingin menjadi bagian dari kisah sukses pembangunan ekonomi Afrika”.

Secara khusus, kedua menlu membahas tindak lanjut beberapa inisiatif dalam Indonesia-Africa Forum 2018 dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019.

Menlu Retno juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk membantu merenovasi Agricultural Rural Farmers Training Centre (ARFTC) di Jenoi, Gambia, yang dibangun Indonesia pada 1996.

Dengan renovasi ini, ARFTC diharapkan dapat menjadi hub (pusat) regional untuk pelatihan para petani di Afrika Barat.

Banner

Menlu Retno dan Menlu Tangara juga membahas mengenai rencana Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Economic Community of West African States (ECOWAS), yang diusulkan Indonesia sejak 2017, dan menlu Gambia itu menyampaikan kesiapan negaranya untuk menindaklanjuti rencana PTA tersebut.

Di bidang kesehatan, Menlu Retno menginformasikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Indonesia, IndoVac, saat ini dalam proses pengajuan Emergency Use Listing dari WHO, dan menlu berkeinginan agar Indonesia terlibat lebih jauh dalam program kesehatan Gambia.

Sementara itu, pertemuan Menlu Retno Marsudi dengan Menteri Perhubungan Guinea, Felix Lamah, membahas peningkatan hubungan bilateral khususnya di di bidang industri strategis, infrastruktur dan perhubungan.

Pembangunan ekonomi Afrika
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Perhubungan Guinea Felix Lamah, di Jakarta, Selasa (24/1/2023). (Kementerian Luar Negeri RI)

Menlu Retno menyambut baik rencana penandatanganan Letter of Intent (LoI) di bidang transportasi antara mentderi perhubungan RI-Guinea pada 26 Januari 2023 mendatang.

Kita wujudkan kesepakatan ini ke dalam kerja sama nyata, khususnya di bidang transportasi udara, maritim, dan darat (kereta api), baik secara G-to-G maupun B-to-B”, ujar menlu, seraya mendorong kerja sama antara BUMN Indonesia dengan mitranya di Guinea.

Kedua menteri tersebut juga membahas kerja sama pengembangan kapasitas, termasuk pengembangan industri aviasi dan pendirian Guinea Air, antara lain dapat berupa pelatihan pilot, mekanik, dan perawatan pesawat.

Banner

Selain bertemu dengan Retno, menteri perhubungan Guinea juga direncanakan akan mengunjungi PT Dirgantara Indonesia guna  menjajaki dukungan pembentukan Guinea Air dan PT Wika Industri Manufaktur untuk penjajakan kerja sama pengembangan industri kendaraan listrik.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan