Hal ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat memotong gas dari pipa Nord Stream 1 sepenuhnya sewaktu-waktu guna mencoba untuk mengendalikan pengaruh politik atas Eropa yang tengah berupaya untuk meningkatkan tingkat penyimpanan energi selama musim dingin.
Jakarta (Indonesia Window) – Perusahaan energi Rusia Gazprom pada hari Rabu mengurangi jumlah gas alam yang mengalir melalui pipa Nord Stream 1 dari Rusia ke Eropa menjadi 20 persen dari kapasitas.
Ini adalah pengurangan terbaru untuk Nord Stream 1. Rusia menyalahkan kondisi tersebut karena masalah teknis, tetapi Jerman telah menyerukan langkah politik dan mendorong harga minyak di tengah perang Ukraina.
Raksasa energi yang dikendalikan oleh Pemerintah Rusia itu mengumumkan pada Senin (25/7) bahwa mereka akan melakukan pengurangan dengan mengutip perbaikan peralatan. Hal ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat memotong gas sepenuhnya sewaktu-waktu guna mencoba untuk mengendalikan pengaruh politik atas Eropa yang tengah berupaya untuk meningkatkan tingkat penyimpanan energi selama musim dingin.
Data di situs jejaring Nord Stream dan kepala regulator jaringan Jerman, Klaus Mueller, memastikan pengurangan aliran gas tersebut.
“Gas sekarang menjadi bagian dari kebijakan luar negeri Rusia dan kemungkinan strategi perang Rusia,” kata Mueller kepada radio Deutschlandfunk.
Harga gas alam untuk menjalankan listrik di sektor industri dan rumah tangga serta menghangatkan rumah selama musim dingin, telah melonjak ke level tertinggi sejak awal Maret.
Kenaikan harga energi telah memicu inflasi, semakin menekan daya beli masyarakat dan meningkatkan kekhawatiran bahwa Eropa dapat jatuh ke dalam resesi jika tidak menyimpan cukup gas untuk melewati bulan-bulan dengan suhu yang menggigit.
Sebelumnya, Wakil Kanselir Jerman sekaligus Menteri Urusan Ekonomi dan Perlindungan Iklim, Robert Habeck, telah memperingatkan tentang situasi yang serius di negara Eropa barat itu di tengah pengurangan lebih lanjut pasokan gas dari Rusia.
“Kita menghadapi situasi yang serius. Sudah waktunya bagi semua orang untuk memahami itu,” kata Habeck saat berbicara di saluran TV ARD Senin (25/7), seraya menambahkan bahwa Jerman harus mengurangi konsumsi gasnya.
“Kami sedang berupaya mengatasinya,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah penanggulangan harus dilaksanakan secara berurutan.
Dia mengatakan, ada beberapa pasokan gas dari Belanda dan Norwegia.
“Semuanya sekarang tergantung pada seberapa hemat kita,” katanya, berbicara tentang kemungkinan skenario untuk musim dingin.
Menurut Habeck, imbas dari pengurangan pasokan gas dari Rusia akan membuat pasokan gas untuk industri akan berkurang sebelum rumah pribadi atau infrastruktur penting seperti rumah sakit mengalami kekurangan gas.
Dia mengakui bahwa keadaan itu akan mengganggu rantai produksi tertentu baik di Jerman maupun di Eropa.
“Hal ini perlu dihindari dengan segala cara. Inilah mengapa Jerman harus mengurangi konsumsi gasnya hingga 15-20 persen,” kata Habeck.
Sumber: Associated Press; TASS
Laporan: Redaksi