Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan mengadakan ujian kejuruan bagi para pekerja asing yang tidak memiliki keterampilan, yang jumlahnya mencapai sekitar 2,6 juta orang, termasuk mereka yang berasal dari Indonesia.

Harian Makkah melaporkan pada Rabu (13/11) mengutip seorang pejabat tinggi dari Kementerian Perburuhan dan Pembangunan Sosial, sebut Saudi Gazette.

Kepala Program Pemeriksaan Kejuruan pada Kementerian Perburuhan dan Pembangunan Sosial, Naif Al-Omair, mengatakan di sebuah lokakarya di Dammam pada Selasa (12/11) bahwa kementerian tersebut akan mengadakan ujian kejuruan dalam lima tahap yang dimulai pada Desember 2019.

Omair mengatakan ujian teori dan praktik kejuruan akan diberlakukan bagi pekerja dari tujuh negara yaitu India, Filipina, Sri Lanka, Indonesia, Mesir, Bangladesh dan Pakistan.

“Negara-negara ini mengekspor sekitar 95 persen pekerja ke Kerajaan,” katanya, menambahkan bahwa ada delapan pusat pelatihan yangmengadakan ujian itu di wilayah tengah, barat, timur dan selatan.

Banner

Dia menerangkan, para pekerja dari India akan menjalani ujian pada Desember 2019, sedangkan mereka yang berasal dari Filipina akan mengikuti ujian pada Mei 2020.

Sementara itu, ujian bagi para pekerja dari Sri Lanka dan Indonesia akan diadakan pada Juli 2020, dan ujian bagi mereka yang berasal dari Mesir, Bangladesh dan Pakistan akan diadakan pada Desember 2021.

Omair mengatakan ujian akan dilakukan dalam bahasa Arab, Hindi, Urdu, dan Filipina.

Dia menjelaskan bahwa sekitar 400.000 hingga 500.000 orang akan mengikuti ujian kejuruan setiap tahun dan mereka harus membayar biaya antara 400 dan 500 riyal Saudi (1 riyal Saudi=Rp 3752,22).

Menurut Omair, para pekerja yang lulus ujian akan diberikan sertifikat lima tahun.

Dia menambahkan bahwa program ini memungkinkan untuk menguji para pekerja di negara mereka masing-masing sebelum mereka tiba di Arab Saudi.

Banner

Omair menerangkan, ada 7,18 juta pekerja asing di negara tersebut, dengan sekitar 3,1 juta orang tidak memiliki sertifikat lebih tinggi atau kurang dari diploma, sementara 1,55 juta bekerja di berbagai pekerjaan marjinal dan 2,62 juta tidak memiliki keterampilan kerja.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan