Jakarta (Indonesia Window) – Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku menemukan sejumlah pecahan keramik dari masa Dinasti Qing China di Situs Gua Batu Han yang berada di Desa Somlain, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
“Selama penelitian kami menemukan sejumlah pecahan keramik, tapi hanya dua (pecahan) yang diambil sebagai sampel untuk dianalisis lebih lanjut. Salah satu sampel berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Qing,” kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Selasa.
Menurut dia, pecahan keramik asal Tiongkok tersebut tidak disengaja ditemukan oleh tim arkeologi yang dipimpinnya, saat mereka melakukan survei pengumpulan data kepurbakalaan di Kabupaten Maluku Tenggara pada 2019.
Pecahan keramik yang ditemukan tergeletak di permukaan lantai situs Gua Batu Han itu, berbentuk seperti wadah yang menyerupai piring, berwarna putih dengan motif berbentuk bunga berwarna hitam.
Setelah dianalisis, pecahan keramik itu diketahui berasal dari China daratan dan diproduksi pada masa Dinasti Qing, sekitar abad 19-20 Masehi.
Pecahan keramik Tiongkok tersebut diduga berhubungan dengan transaksi perdagangan, namun belum diketahui mengapa benda-benda kuno ini bisa berada di dalam Gua Batu Han yang merupakan situs penguburan masa lalu.
“Mungkin karena gua itu merupakan situs penguburan, tulang-belulang manusia juga ada di sana,” kata Lucas.
Pecahan keramik Tiongkok tersebut ditemukan tergeletak di permukaan lantai Gua Batu Han bersama dengan sejumlah pecahan keramik dan gerabah lainnya, diantaranya mangkuk produksi perusahaan Belanda, Petrus Regout Maastricht, yang berasal dari abad 19-20 Masehi, imbuhnya.
Batu Han dalam istilah setempat artinya ujung batu. Berada dalam gugusan tebing yang membentang sepanjang garis pantai bagian barat, gua tersebut menghadap ke sebelah barat dengan ketinggian kurang lebih 10 meter dari dasar tebing.
Laporan: Redaksi