KTT China-GCC (Gulf Cooperation Council) atau Dewan Kerja Sama Teluk di Riyadh, Arab Saudi, akan mempertemukan para pemimpin China dan negara-negara GCC untuk kali pertama guna membahas isu-isu penting terkait hubungan kedua pihak.
Beijing, China (Xinhua) – Presiden China Xi Jinping akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Arab pertama. Konferensi tersebut akan menjadi acara diplomatik terbesar dan tertinggi antara China dan dunia Arab sejak berdirinya Republik Rakyat China, sekaligus tonggak penting dalam sejarah hubungan China-Arab, kata juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Rabu (7/12).
“Menyelenggarakan KTT China-Arab pertama merupakan keputusan strategis bersama kedua belah pihak untuk memperkuat solidaritas dan koordinasi di tengah situasi saat ini. Kami berharap KTT ini akan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak dalam menjajaki ide-ide guna lebih mengembangkan hubungan, merencanakan cetak biru untuk kerja sama di kemudian hari, dan menyongsong masa depan yang cerah dari kemitraan strategis China-Arab,” kata jubir Mao Ning saat jumpa pers rutin.
“Kami berharap dapat membangun pemahaman bersama yang lebih strategis mengenai isu-isu regional dan internasional utama guna mengirimkan pesan yang tegas terkait tekad kami untuk mempererat solidaritas dan koordinasi, saling memberikan dukungan yang kuat, dan mendorong pembangunan bersama serta mempertahankan multilateralisme. Kami berharap dapat melangkah bersama dalam Inisiatif Pembangunan Global dan Inisiatif Keamanan Global, memajukan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra yang berkualitas tinggi, serta berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan kawasan Timur Tengah maupun dunia pada umumnya,” tambah Mao.
“Kami berharap dapat membangun komunitas China-Arab dengan masa depan bersama di era baru dan mengidentifikasi jalur serta langkah-langkah praktis bersama untuk meningkatkan solidaritas di antara negara-negara berkembang dan berkontribusi pada pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia,” kata jubir itu.
Xi akan menghadiri KTT China-Arab pertama dan KTT China-Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) di Riyadh, Arab Saudi, serta melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi atas undangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dari 7 hingga 10 Desember, seperti diungkapkan Jubir Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying sebelumnya pada Rabu yang sama.
Menyebut negara-negara GCC sebagai mitra penting bagi China dalam kerja samanya dengan Timur Tengah, Mao mengatakan hubungan China-GCC telah mencatatkan pertumbuhan yang menyeluruh, pesat, dan mendalam selama 41 tahun terakhir, dengan kerja sama bermanfaat yang mencakup bidang ekonomi, perdagangan, energi, jasa keuangan, investasi, teknologi tinggi, kedirgantaraan, bahasa dan budaya, sehingga menjadikannya contoh bagi kerja sama antara China dan negara-negara Timur Tengah.
“KTT China-GCC akan mempertemukan para pemimpin China dan negara-negara GCC untuk kali pertama guna membahas isu-isu penting terkait hubungan China-GCC,” ujar Mao.
Selama KTT itu, Presiden Xi akan melakukan pertukaran pandangan secara mendalam dengan para pemimpin negara peserta mengenai hubungan China-GCC dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, kata Mao, seraya menambahkan bahwa KTT tersebut akan meneruskan persahabatan tradisional yang dimiliki China dengan negara-negara GCC, serta semakin memperkaya konten strategis hubungan kedua belah pihak sekaligus mengangkatnya ke tingkat yang baru.
Mengenai kunjungan kenegaraan Presiden Xi ke Arab Saudi, sang jubir menyebutkan bahwa itu akan menjadi kunjungan pertama Xi ke negara Timur Tengah sejak penyelenggaraan sukses Kongres Nasional Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20, sekaligus kunjungan kedua Xi ke Arab Saudi dalam enam tahun terakhir.
Selama kunjungan tersebut, Presiden Xi akan melakukan pertukaran pandangan secara mendalam dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammad bin Salman Al Saud mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, serta meningkatkan kemitraan strategis komprehensif China-Arab Saudi ke tingkat yang lebih tinggi, kata Mao.
Laporan: Redaksi