Banner

Partai-partai oposisi Korsel ajukan mosi pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon

Orang-orang mengikuti aksi unjuk rasa untuk menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol di dekat Majelis Nasional di Seoul, Korsel, pada 7 Desember 2024. (Xinhua/Jun Hyosang)

Partai-partai oposisi Korea Selatan telah mengajukan mosi pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon Suk-yeol atas deklarasi darurat militernya.

 

Seoul, Korea Selatan (Xinhua/Indonesia Window) – Partai-partai oposisi Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (12/12) mengajukan mosi pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon Suk-yeol atas deklarasi darurat militernya, menurut sejumlah kantor berita.

Oposisi liberal utama Partai Demokrat dan lima partai kecil lainnya mengajukan mosi kedua untuk memakzulkan Yoon setelah mosi pertama gagal diloloskan pada Sabtu (7/12) pekan lalu, lantaran anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) yang berkuasa memboikot pemungutan suara.

Blok oposisi berencana melaporkan mosi tersebut pada sidang pleno Majelis Nasional pada Jumat (13/12) dan mengajukannya untuk pemungutan suara pada Sabtu (14/12) pukul 17.00 waktu setempat (15.00 WIB).

Berdasarkan konstitusi Korsel, setidaknya dua pertiga dari 300 anggota parlemen Majelis Nasional harus memberikan suara mendukung untuk meloloskan mosi pemakzulan.

Banner
Partai-partai oposisi Korea
Lee Jae-myung (tengah, depan), pemimpin oposisi liberal utama Partai Demokrat Korea Selatan (Korsel), menyampaikan pidato setelah mosi untuk memakzulkan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol gagal diloloskan, lantaran jumlah kuorum tidak tercapai, di Seoul, Korsel, pada 7 Desember 2024. (Xinhua)

Jika mosi tersebut diloloskan, Mahkamah Konstitusi akan membahasnya hingga 180 hari, dan selama periode tersebut kekuasaan kepresidenan Yoon akan ditangguhkan.

Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember malam waktu setempat, namun dicabut oleh Majelis Nasional beberapa jam kemudian.

Sebelumnya pada hari itu, presiden yang sedang dilanda masalah tersebut mengatakan pemberlakuan darurat militernya bertujuan untuk melindungi terhadap “kediktatoran legislatif” pihak oposisi mayoritas.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan