Obat penurun berat badan Wegovy terbukti dalam uji coba mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama seperti stroke sebesar 20 persen pada orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dengan riwayat penyakit jantung.
Jakarta (Indonesia Window) – Novo Nordisk, perusahaan perawatan kesehatan global yang berkantor pusat di Denmark, pada Selasa (8/8) mengatakan bahwa obat obesitasnya, Wegovy, dapat mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama seperti stroke sebesar 20 persen pada orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dengan riwayat penyakit jantung. Temuan ini melebihi ekspektasi dari uji coba tahap akhir utama.
Hal ini menjadi dorongan besar bagi Novo Nordisk untuk mengubah citra Wegovy dari hanya sebagai obat penurun berat badan yang berhubungan dengan gaya hidup, menurut laporan Reuters.
Berita itu juga membuat harga saham perusahaan tersebut naik, tercatat di peringkat kedua di Eropa setelah LVMH naik lebih dari 15 persen.
Uji coba skala besar Wegovy, yang disebut SELECT, melibatkan 17.500 pasien dan dimulai hampir lima tahun lalu, bertujuan untuk menguji apakah suntikan pekanan memiliki manfaat medis.
Menjelang data yang ditunggu-tunggu itu keluar, para investor dan analis mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengharapkan pengurangan risiko antara 15 persen dan 17 persen atau lebih akan dianggap sebagai hasil positif untuk obat yang semakin populer tersebut.
Novo Nordisk mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berharap dapat mengajukan persetujuan peraturan dari perluasan indikasi label obat itu untuk injeksi pekanan di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa tahun ini.
Hasil rinci dari uji coba tersebut akan dipresentasikan pada konferensi ilmiah pada tahun ini.
Wegovy telah mengubah pasar penurunan berat badan sejak peluncurannya di AS pada Juni 2021, menarik perhatian pasien, investor, dan selebritas di seluruh dunia, serta meningkatkan saham Novo.
Suntikan pekanan obat tersebut membuat pasien merasa kenyang lebih lama dan menyebabkan penurunan berat badan rata-rata sekitar 15 persen bila dikombinasikan dengan perubahan pola makan dan olahraga.
Laporan: Redaksi