Banner

Nepal bersiap pindahkan ‘base camp’ Everest karena gletser mulai meleleh

Ilustrasi. Kamp Everest saat ini berada di ketinggian 5.364 meter, sementara lokasi baru akan berada di antara 200 meter hingga 400 meter lebih rendah. (Michael Clarke on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Nepal berencana untuk memindahkan base camp di kaki Everest lebih jauh ke bawah gunung karena pemanasan global dan aktivitas manusia membuat gletser meleleh dengan cepat, menyebabkan lereng tidak stabil.

Para ahli mengatakan, gletser Khumbu, yakni ‘sungai es’ sepanjang 16 kilometer tempat perkemahan itu berada, dengan cepat mencair dan menipis, sehingga tidak aman bagi pengunjung.

Penipisan gletser disebabkan oleh pencairan es, yang sebagian karena langkah kaki, kompor minyak tanah, dan 4.000 liter urin yang dibuang di base camp setiap hari.

Kamp saat ini berada di ketinggian 5.364 meter, sementara lokasi baru akan berada di antara 200 meter hingga 400 meter lebih rendah.

Lokasi baru itu diklaim merupakan titik yang tidak tertutup oleh es sepanjang tahun. Jadi sangat ideal untuk beraktivitas, tinggal dan melakukan berbagai kegiatan.

Banner

Keputusan untuk memindahkan lokasi base camp mengikuti rekomendasi dari komite yang dibentuk oleh Pemerintah Nepal agar dapat memantau pendakian gunung di sekitar Everest, yang merupakan gunung tertinggi di Bumi, menjulang hingga 8.848 meter.

Relokasi kemungkinan akan dilakukan pada tahun 2024, menurut pihak berwenang.

“Kami sekarang sedang mempersiapkan relokasi dan kami akan segera memulai konsultasi dengan semua pemangku kepentingan,” kata Taranath Adhikari, direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, kepada BBC.

“Ini pada dasarnya tentang beradaptasi dengan perubahan yang kita lihat di base camp dan telah menjadi penting untuk keberlanjutan bisnis pendakian gunung itu sendiri,” lanjutnya.

Nepal bersiap pindahkan base camp Everest karena gletser mulai meleleh
Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di Bumi, menjulang hingga 8.848 meter. (Martin Jernberg on Unsplash)

Sebagian besar gletser Khumbu ditutupi oleh puing-puing berbatu, tetapi ada juga area es yang terbuka yang mencair, membuat gletser tidak stabil.

Di lokasi saat ini, celah-celah es semakin muncul saat pendaki gunung sedang tidur, yang bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Banner

“Kami melihat peningkatan longsoran batu dan pergerakan air lelehan di permukaan gletser yang bisa berbahaya,” kata Dr. Scott Watson, seorang peneliti di University of Leeds, Inggris, kepada BBC.

Aliran tepat di tengah base camp juga terus berkembang, menurut pihak berwenang Nepal.

Pegunungan Himalaya di mana Gunung Everest berada meliputi Bhutan, China, India, Nepal dan Pakistan.

Himalaya memiliki konsentrasi es terbesar di Bumi, selain dari tutupan kutub, dan menyediakan sekitar 86.000.000 meter kubik air setiap tahun, menurut organisasi nirlaba lingkungan hidup WWF.

Dijuluki ‘menara air Asia’, Pegunungan Hindu Kush dan Himalaya juga termasuk K2 yang merupakan gunung tertinggi kedua di dunia pada ketinggian 8.611 meter di atas permukaan laut.

Sumber: https://www.dailymail.co.uk/

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan