Musim haji 1445 Hijriah/2024 resmi berakhir setelah jamaah haji yang kembali ke Mina pada Selasa malam (18/6) waktu setempat menunaikan ritual lempar jumroh (melemparkan kerikil di tiga tiang jamarat) pada Rabu sore (19/6).
Jakarta (Indonesia Window) – Musim haji 1445 Hijriah/2024 resmi berakhir setelah jamaah haji yang kembali ke Mina pada Selasa malam (18/6) waktu setempat menunaikan ritual lempar jumroh (melemparkan kerikil di tiga tiang jamarat) pada Rabu sore (19/6).
Setiap jamaah haji masing-masing melemparkan tujuh kerikil, pertama di tiang Jamarat Al-Sugra, lalu di Jamarat Al-Wusta, dan terakhir di Jamarat Al-Aqaba di dalam Kompleks Jamarat, di Mina (sekitar 8 km sebelah timur Kota Makkah).
Setelah tuntas menunaikan ritual tersebut, mereka meninggalkan Mina menuju Makkah untuk melakukan Tawaf Al-Wida (tawaf perpisahan), menandai berakhirnya ibadah haji tahunan dengan penuh kegembiraan dan spiritual.
Meskipun musim haji resmi berakhir pada hari Rabu, atau hari ketiga Tasyriq, jamaah diperbolehkan menyelesaikannya pada hari sebelumnya. Dengan memanfaatkan kelonggaran ini, sebagian besar jamaah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada hari Selasa. Setelah menyelesaikan ritual lempar jumroh, para jamaah kembali ke penginapan mereka di Mina, mengemas barang bawaan dan menaiki bus yang membawa mereka ke Makkah untuk melakukan Tawaf Perpisahan.
Jamaah menunaikan ritual tersebut di tengah lonjakan suhu dengan lapor ratusan kasus serangan panas. Otoritas kesehatan Saudi mencatat lebih dari 2.700 kasus kelelahan akibat panas pada Ahad (16/6), hari pertama ritual lempar jumroh dilakukan.
Namun demikian, Otoritas Umum Urusan Dua Masjid Suci pada Rabu mengumumkan keberhasilan pelaksanaan rencana operasional mereka untuk musim haji 2024. Rencana tersebut bertujuan menciptakan pengalaman yang lancar dan nyaman dalam menjalankan ibadah Rukum Islam kelima tersebut.
Rencana operasional haji itu mencakup peningkatan infrastruktur berkualitas tinggi termasuk sistem pendingin canggih, sistem audio-visual yang ditingkatkan, dan sistem pintu untuk pengendalian massa/keramaian yang efisien. Selain itu, layanan juga ditujukan untuk semua kelompok umur dan penyandang disabilitas, termasuk kendaraan listrik untuk tawaf dan sa’i di atap Masjidil Haram, serta fasilitas sanitasi dan fasilitas wudhu yang terawat.
Pihak berwenang memastikan pengoperasian layanan dan sistem ini secara konstan dan efektif sepanjang periode haji, menjamin lingkungan yang penuh keimanan bagi para jamaah. Fokusnya diperluas untuk memastikan ketersediaan air Zamzam yang konsisten bagi para jamaah.
Makkah kini menjadi saksi pemberangkatan jamaah haji setelah berhasil menuntaskan ibadah hajinya. Mereka diangkut dengan bus yang disediakan oleh General Syndicate of Cars.
Sumber: Saudi Gazette
Laporan: Redaksi