Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Kamis pagi, membalikkan penurunan hari sebelumnya, didorong ekspektasi OPEC+ menghentikan penambahan pasokan di tengah meningkatnya kekhawatiran penyebaran varian virus corona Omicron yang bisa membebani ekonomi global dan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 48 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 66,05 dolar AS per barel pada pukul 01.40 GMT, setelah merosot 0,9 persen pada Rabu (1/12)

Minyak mentah berjangka Brent juga menguat 48 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 69,35 dolar AS per barel, setelah melemah 0,5 persen di sesi sebelumnya.

“Harga minyak naik karena beberapa investor mengantisipasi bahwa OPEC+ akan memutuskan mempertahankan tingkat pasokan saat ini pada Januari guna meredam kerusakan pada permintaan dari penyebaran Omicron,” kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co. Ltd.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan memutuskan pada Kamis apakah akan melepaskan lebih banyak minyak ke pasar seperti yang direncanakan sebelumnya atau menahan pasokan.

Banner

Sejak Agustus, kelompok tersebut telah menambahkan 400.000 barel per hari (bph) ke pasokan global setiap bulan, karena secara bertahap mengurangi rekor pemotongan yang disepakati pada tahun 2020.

Namun, varian baru telah memperumit proses pengambilan keputusan, dengan beberapa pengamat berspekulasi OPEC+ dapat menghentikan penambahan tersebut pada Januari dalam upaya memperlambat pertumbuhan pasokan.

Omicron dengan cepat menjadi varian virus corona yang dominan di Afrika Selatan kurang dari empat pekan setelah pertama kali terdeteksi di negara ini. Pada Rabu (1/12), Amerika Serikat menjadi negara terbaru yang mengidentifikasi kasus Omicron di dalam perbatasannya.

Harga minyak global telah kehilangan lebih dari 10 dolar AS per barel sejak Kamis lalu (25/11) ketika berita tentang Omicron mengguncang investor.

Wakil Menteri Energi AS David Turk mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menyesuaikan waktu rencana pelepasan cadangan minyak mentah strategis jika harga energi global turun secara substansial.

Keuntungan di pasar minyak pada Kamis dibatasi karena data persediaan pekanan AS menunjukkan cadangan minyak mentah negara itu turun kurang dari yang diperkirakan pekan lalu, sementara persediaan bensin dan sulingan naik jauh lebih besar dari yang diharapkan karena permintaan melemah.

Banner

Persediaan minyak mentah turun 910.000 barel dalam sepekan hingga 26 November, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,2 juta barel.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan