Militer Israel mengeklaim telah berhasil menghancurkan sebagian besar kemampuan rudal dan roket Hizbullah, dan menyebutkan bahwa pasukannya sedang membongkar sistem terowongan milik kelompok Hizbullah di dekat perbatasan.
Yerusalem, Wilayah Palestina yng diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (5/10) mengeklaim bahwa militer Israel telah berhasil menghancurkan sebagian besar kemampuan rudal dan roket Hizbullah.
Dalam sebuah rekaman video pidato, Netanyahu juga menyebutkan bahwa pasukan Israel sedang membongkar sistem terowongan milik kelompok Hizbullah di dekat perbatasan. “Meskipun ancaman belum sepenuhnya dihilangkan, kami telah mengubah keseimbangan konflik,” kata PM Israel itu. “Sekitar sebulan yang lalu, ketika kami mendekati akhir dari penghancuran batalion Hamas di Gaza, kami mulai memenuhi janji yang saya buat kepada warga Israel utara,” lanjutnya.
Netanyahu juga menyinggung soal pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dalam sebuah wawancara radio baru-baru ini menekankan perlunya memprioritaskan solusi politik dan menyerukan penghentian pasokan senjata ke Israel untuk operasi militer di Gaza.
“Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini mengadvokasi embargo senjata terhadap Israel. Mereka sungguh memalukan,” ujar Netanyahu. “Israel akan menang dengan atau tanpa dukungan mereka, tetapi rasa malu mereka masih akan tetap ada setelah kami memenangkan perang ini,” tambahnya.
Sejak 23 September, pasukan Israel mengintensifkan serangan udaranya terhadap Hizbullah di berbagai wilayah di Lebanon, yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban sipil dan memaksa warga di banyak daerah harus mengungsi. Serangan udara tersebut juga menargetkan dan menewaskan para pemimpin utama Hizbullah, termasuk sekretaris jenderal kelompok tersebut, Hassan Nasrallah. Selain itu, Israel telah meluncurkan apa yang disebutnya sebagai operasi darat “terbatas” di Lebanon.
Eskalasi-eskalasi tersebut telah memperburuk bentrokan antara Israel dan Hizbullah, yang meletus sejak 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza, yang memicu agresi dan serangan udara balasan Israel di Lebanon tenggara.
Laporan: Redaksi