Banner

Jerman perketat kontrol perbatasan untuk perangi migrasi ilegal

Sejumlah imigran belajar di sebuah sekolah bahasa di Berlin, Jerman, pada 16 Januari 2017. (Xinhua/Shan Yuqi)

Migrasi ilegal ke Jerman semakin besar, dengan 98.000 orang yang masuk ke negara itu tanpa izin terdeteksi hingga awal Oktober 2023, atau 6.000 lebih banyak dibandingkan angka keseluruhan tahun lalu.

 

Berlin, Jerman (Xinhua) – Jerman menginformasikan kepada Komisi Eropa perihal kontrol sementara di daerah perbatasannya dengan Polandia, Republik Ceko, dan Swiss, yang ditetapkan untuk menangkal migrasi ilegal, ungkap Kementerian Dalam Negeri Jerman pada Senin (16/10).

Banner

“Bisnis para penyelundup menjadi semakin brutal dan tidak bermoral,” ujar Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser, seraya menambahkan bahwa tewasnya tujuh orang di sebuah mobil van, yang mengalami kecelakaan saat melarikan diri dari kejaran polisi pada pekan lalu, telah “membuat kami sangat terguncang.”

Hingga awal Oktober, Jerman telah mendeteksi 98.000 orang yang masuk ke negara itu tanpa izin, 6.000 lebih banyak dibandingkan angka keseluruhan tahun lalu. Polisi memperkirakan bahwa sekitar satu dari empat orang yang berasal dari negara dunia ketiga di luar Uni Eropa (UE) yang memasuki Jerman tanpa izin merupakan korban penyelundupan manusia.

Untuk membuka kembali daerah perbatasan di dalam UE sesegera mungkin, diperlukan peningkatan perlindungan perbatasan eksternal blok itu, tutur Faeser. “Kita perlu merampungkan legislasi UE terkait hal ini sekarang.”

Banner
Migrasi ilegal ke Jerman
Bendara Uni Eropa (UE) berkibar di luar kantor pusat UE di Brussel, Belgia, pada 21 Mei 2021. (Xinhua/Zheng Huansong)

Negara-negara anggota UE belum lama ini sepakat untuk memperketat undang-undang suaka melalui sebuah reformasi, yang akan memungkinkan perpanjangan kondisi seperti detensi di saat terjadinya arus migrasi yang sangat tinggi. Reformasi itu masih menunggu persetujuan dari Parlemen Eropa.

Ideologi sayap kanan ekstrem semakin menguat di Jerman sejak jumlah migran yang mencatatkan rekor tertinggi mulai berdatangan ke negara itu pada 2022 lalu. Sebuah survei yang dilakukan oleh yayasan politik Jerman Friedrich Ebert Foundation (FES) baru-baru ini mengindikasikan peningkatan signifikan dalam proporsi warga Jerman yang memiliki “orientasi ekstremis sayap kanan yang jelas,” yang saat ini berada di angka 8 persen. Selain itu, sebanyak 16 persen warga Jerman memiliki sikap negatif terhadap warga asing, papar FES.

Hasil survei tersebut “tidak hanya menakutkan, tetapi juga menuntut tindakan yang konsisten, (tidak hanya) dari politikus, tetapi juga dari masyarakat itu sendiri,” kata Kepala FES Martin Schulz pada bulan lalu.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan