Banner

Ekonom sebut keanggotaan dalam BRICS bawa peluang pembangunan baru bagi Indonesia

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 13 September 2024 ini menunjukkan kereta ‘electric multiple unit’ (EMU) berhenti di sebuah peron di Stasiun Tegalluar Summarecon di jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jakarta pada 17 April 2024. (Xinhua/Xu Qin)

Membangun ekosistem investasi yang kuat sangatlah penting bagi Indonesia, dan menjadi anggota BRICS menandai tonggak sejarah strategis bagi ekonomi domestik dan lanskap perdagangan global negara di Asia Tenggara ini.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Masuknya Indonesia ke dalam BRICS menandai tonggak sejarah strategis bagi ekonomi domestik dan lanskap perdagangan globalnya, demikian disampaikan Alexander Michael Tjahjadi, seorang ekonom dari wadah pemikir (think tank) Indonesia China Partnership Studies (INCHIP).

Dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini, Alexander mengatakan bahwa sejak didirikan, BRICS telah memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian global. “Setelah penambahan anggota baru pada Januari 2024, BRICS menjadi lebih kuat dari segi ekonomi.”

Brasil, yang memegang presidensi bergilir BRICS pada 2025, pada Senin (6/1) mengumumkan secara resmi masuknya Indonesia sebagai anggota penuh ke dalam BRICS.

Alexander menekankan bahwa BRICS bukanlah sekadar platform kerja sama internasional, melainkan juga sebuah media bagi negara-negara berkembang untuk saling bertukar pengalaman dan praktik-praktik terbaik, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang nyata.

Banner
Membangun ekosistem investasi
Foto yang diabadikan pada 23 Oktober 2024 ini menunjukkan logo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di pusat pers KTT di Kazan, Rusia. (Xinhua/Shen Hong)

“Sebagai contoh, China berbagi teknologi energi terbarukan dengan negara-negara Afrika, sementara India dan Brasil menyumbangkan keahlian mereka di bidang pertanian tropis. Hal ini mencerminkan prinsip BRICS untuk mendorong kerja sama dalam pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Menyebutkan bahwa China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, Alexander mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia akan semakin meningkatkan hubungan Indonesia-China di sektor ekonomi dan perdagangan.

Dia juga menyoroti hubungan perdagangan dengan negara-negara BRICS lainnya, terutama potensi besar untuk meningkatkan ekspor dan memperluas pasar, “khususnya dengan China dan India.”

Membangun ekosistem investasi
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 3 Desember 2024 ini menunjukkan pemandangan Kompleks Pariwisata Mandalika PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Indonesian Tourism Development Corporation/ITDC) di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Xinhua/Xu Qin)

Alexander menyarankan agar Indonesia memperkuat posisinya di pasar Afrika dan mendorong kerja sama Selatan-Selatan. “Kerja sama Selatan-Selatan memungkinkan negara-negara berkembang untuk mengejar solusi mandiri alih-alih bergantung pada bantuan eksternal yang sering kali berkaitan dengan kondisi politik atau ekonomi. Mengatasi berbagai tantangan bersama seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim merupakan ciri utama dari kerja sama Selatan-Selatan,” katanya.

Membangun ekosistem investasi yang kuat sangatlah penting bagi Indonesia, lanjut ekonom itu. “Pemerintah harus secara aktif mendukung kolaborasi yang saling menguntungkan dan memperluas akses pasar untuk memastikan keanggotaan BRICS memberikan manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia,” tambah Alexander.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan