Jakarta (Indonesia Window) – Malaysia terus memimpin dalam Indikator Ekonomi Islam Global (GIEI) tahun ini, menurut Laporan Ekonomi Islam Global (SGIE) 2019/2020.
Laporan ini diterbitkan oleh DinarStandard dengan kemitraan dengan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), SalaamGateway.com, dan Pusat Pembangunan Ekonomi Islam Dubai (DIEDC), demikian pernyataan Malaysia Digital Economy Corporation Sdn Bhd (MDEC) pada Kamis (14/11), dikutip dari Kantor Berita Bernama.
“Studi tahunan yang komprehensif tersebut berfokus pada pertumbuhan global yang berkelanjutan dari ekonomi Islam, yang mencakup produk halal, keuangan Islam, dan sektor gaya hidup terkait,” kata pernyataan itu.
Pemimpin Eksekutif MDEC Surina Shukri mengatakan Malaysia terus memimpin dan mendorong pengembangan keuangan Islam, terutama ekonomi digital Islam.
“Selain melampaui GIEI tahun ini, penghargaan lainnya adalah tempat ketiga untuk belanja perdagangan digital Muslim pada tahun 2014, menginvestasikan sekitar 521 miliar dolar AS dan memproduksi 394 layanan Islam digital sesuai dengan Laporan Ekonomi Islam Digital 2015 yang dikeluarkan oleh Thomson Reuters bekerja sama dengan DinarStandard.”
“Upaya ini juga termasuk menyatukan pemain industri, seperti pemodal, pembangun usaha/akselerator, dan penasihat Syariah untuk secara proaktif terlibat dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital Islam Malaysia,” kata dia.
Dari sudut pandang pemerintah, Surina mengatakan MDEC juga secara aktif terlibat dengan regulator seperti Departemen Pengembangan Islam Malaysia, Bank Negara Malaysia dan Komisi Sekuritas Malaysia guna memastikan komitmen kolektif untuk upaya-upaya tersebut.
“Karena ekonomi Islam dan ekonomi digital adalah Area Pertumbuhan Ekonomi Utama (KEGA) 1 dan 2 dari Visi Kemakmuran Bersama 2030, kita harus meningkatkan upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Islam Malaysia.
“Tentu saja, ini sejalan dengan aspirasi kami untuk menjadikan negara ini Jantung Digital ASEAN,” kata Surina.
Laporan: Redaksi