Lomba Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diselenggarakan oleh Huawei bekerja sama dengan ASEAN Foundation, diikuti oleh 6.400 lebih mahasiswa dari 14 negara dan kawasan di Asia-Pasifik.
Jakarta (Xinhua) – Sebanyak 6.400 lebih mahasiswa dari 14 negara dan kawasan di Asia-Pasifik berpartisipasi dalam lomba Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diselenggarakan raksasa teknologi asal China, Huawei. Salah satu universitas ternama asal Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil meraih posisi teratas untuk salah satu kategori lomba.
Empat perguruan tinggi peraih posisi teratas atau grand prize di masing-masing kategori yakni, ITB memenangkan kategori network track, Cebu Institute of Technology di kategori innovation track, Singapore Polytechnic memenangkan kategori cloud track, dan i-Academy dari Filipina untuk kategori baru yaitu computing track.
Tak hanya itu, 16 tim lainnya dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Brunei, Kamboja, Laos, Vietnam, Bangladesh, Sri Lanka, serta Daerah Administratif Khusus (Special Administrative/SAR) Hong Kong dan Makau dari China juga mendapatkan penghargaan sebagai juara pertama, kedua, dan ketiga di empat kategori yang dikompetisikan.
Lomba TIK tersebut diselenggarakan oleh Huawei bekerja sama dengan ASEAN Foundation, badan yang berada di bawah naungan ASEAN yang salah satu tujuannya adalah mendukung pengembangan manusia di kawasan itu. Para juara tersebut selanjutnya akan mewakili wilayahnya masing-masing dalam ajang Global Final of the Huawei ICT Competition yang akan berlangsung di Shenzhen pada Mei 2024 mendatang.
Kompetisi itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TIK bagi pelajar di Asia-Pasifik sekaligus menutup kesenjangan dalam pemenuhan talenta digital. Selain kompetisi tersebut, raksasa teknologi asal China itu juga berkomitmen mendirikan 500 akademi TIK yang akan membina 200.000 murid per tahun pada 2025.
Wakil Presiden Huawei Asia-Pasifik, Alex Zhang Fupeng dalam pidatonya mengatakan kompetisi ini sejalan dengan Masterplan Digital ASEAN 2025. “Secara khusus kompetisi ini berkontribusi dalam mendorong pengembangan keterampilan digital dan memastikan akses terhadap partisipasi dalam ekonomi digital,” ujarnya.
Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Piti Srisangnam menilai literasi dan kemahiran digital berperan semakin penting dalam pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan peningkatan daya saing global. Sementara itu, Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO di Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, mengapresiasi peran Huawei dalam mencetak talenta digital baru di seluruh dunia.
Kompetisi tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kedelapan kalinya dan telah menarik minat lebih dari 170.000 pelajar dari seluruh dunia.
Laporan: Redaksi