Banner

Sekjen Liga Muslim Dunia sebut Indonesia negara dengan praktik kerukunan terbaik

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa. (Kementerian Agama RI)

Sekjen Liga Muslim Dunia, Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa, mengatakan keberagaman agama dan budaya di Indonesia justru menjadi sumber kekuatan, bukan sumber konflik.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sekjen Liga Muslim Dunia (Rabitah al-‘Alam al-Islami), Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa, memuji Indonesia sebagai salah satu negara dengan praktik kerukunan terbaik di dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekjen Liga Muslim Dunia dalam Dialog Kerukunan Lintas Umat Beragama yang digelar Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di Aula H.M. Rasjidi, Jakarta, Sabtu.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 350 peserta, termasuk Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, jajaran Eselon I dan II Kemenag, serta para pemimpin majelis agama dan tokoh lintas iman di Indonesia.

 

Banner

Model Harmoni Umat

Syekh Al-Issa mengatakan keberagaman agama dan budaya di Indonesia justru menjadi sumber kekuatan, bukan sumber konflik.

“Mustahil bagi semua manusia untuk memiliki keyakinan agama atau intelektual yang sama. Namun di Indonesia ada nilai kesadaran dan penghormatan antar pemeluk agama tumbuh dan patut dicontoh negara lain,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa dialog antaragama hanya akan berhasil jika berangkat dari prinsip bersama, dijalankan oleh orang-orang yang memahami ajaran agama secara mendalam, dan berorientasi pada tindakan nyata.

“Ketika kita meyakini dialog antarumat beragama, kita meyakini adanya ketetapan ilahi, hukum ilahi, yang telah menetapkan keniscayaan perbedaan dan keberagaman di antara umat manusia” tegasnya

Syekh Al-Issa juga mengingatkan bahwa ekstremisme lahir dari kekosongan kesadaran, karena itu, pendidikan karakter sejak dini dan keteladanan tokoh agama menjadi kunci dalam membangun perilaku damai.

Banner

 

Kesadaran Spiritual dan Ekoteologi

Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa kerukunan di Indonesia tidak hanya dibangun melalui dialog sosial, tetapi juga melalui kesadaran spiritual yang memuliakan martabat manusia.

“Indonesia telah tumbuh menjadi taman iman. Ada azan dan lonceng berkumandang dalam harmoni. Ini bukan hanya toleransi, tetapi ekspresi iman yang dewasa dan berkeadaban,” ujar Menag.

Dia juga menekankan bahwa kerukunan sejati tidak hanya terbangun secara horizontal antar umat, tetapi juga secara vertikal melalui hubungan manusia dengan alam.

Menurutnya, kerusakan lingkungan yang sedang terjadi, termasuk banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, adalah tanda bahwa manusia telah mengabaikan amanah Tuhan dalam menjaga bumi.

Banner

“Merusak alam berarti mengkhianati pesan Tuhan. Krisis lingkungan yang kita saksikan adalah panggilan agar manusia memperbaiki relasi spiritualnya dengan bumi,” tegas Menag.

Ia menutup sambutan dengan menegaskan bahwa ekoteologi harus menjadi fondasi moral lintas agama dalam menghadapi krisis iklim dan bencana ekologis yang semakin intens.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan