Letusan Gunung Lewotobi memicu evakuasi massal, dengan sebagian besar dari 10.000 warga dari tujuh desa yang terdampak mengungsi ke pusat-pusat evakuasi.
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Sebanyak 10 orang dikonfirmasi tewas pascaerupsi Gunung Lewotobi pada Ahad (3/11) malam di Provinsi Nusa Tenggara Timur, demikian menurut Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Senin (4/11).
“Dikonfirmasi bahwa 10 orang tewas. Sembilan jenazah telah ditemukan, sementara satu lagi masih terjebak di bawah puing-puing,” kata Muhari dalam sebuah konferensi pers.
Letusan gunung berapi itu memicu evakuasi massal, dengan sebagian besar dari 10.000 warga dari tujuh desa yang terdampak mengungsi ke pusat-pusat evakuasi, lanjutnya.
Dikatakan oleh Muhari bahwa penduduk dilarang memasuki zona bahaya dalam radius 7 kilometer di sekitar kawah. Dia menambahkan bahwa operasi pencarian sedang berlangsung untuk mencari orang-orang yang hilang, tanpa menyebutkan jumlah pastinya.
Guna memfasilitasi upaya bantuan darurat, pemerintah daerah menyatakan pemberlakuan status darurat dari 4 November hingga 31 Desember, kata Muhari.
Kepala dan personel BNPB diperkirakan tiba di daerah yang terdampak pada Senin malam untuk memimpin upaya koordinasi tanggap bencana, membawa pasokan penting bagi mereka yang terdampak.
Awan panas dari erupsi tersebut memicu kebakaran di daerah permukiman dan vegetasi di sekitarnya, kata Richard Felt, seorang analis di badan penanggulangan dan mitigasi bencana tingkat provinsi, kepada Xinhua.
Gunung Lewotobi adalah salah satu dari 127 gunung berapi aktif di Indonesia.
Laporan: Redaksi