Banner

KBRI Windhoek garap peluang dagang di Angola

Duta Besar Indonesia untuk Namibia, merangkap Angola, Wisnu Edi Pratignyo, melakukan kunjungan kerja ke Luanda, Angola pada 12 – 16 Maret 2023. (Kementerian Luar Negeri RI)

Kunjungan kerja tersebut ditujukan untuk memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Angola serta kerja sama di bidang lainnya.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Duta Besar RI di Windhoek, Namibia, merangkap Angola, Wisnu Edi Pratignyo, melakukan kunjungan kerja ke Luanda, Angola pada 12 – 16 Maret 2023.

Kunjungan kerja tersebut ditujukan untuk memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Angola serta kerja sama di bidang lainnya, kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Indonesia Window pada Kamis.

Dalam kesempatan pada 13 Maret 2023, duta besar RI dan menteri perindustrian dan perdagangan Angola membicarakan peluang untuk memperkuat hubungan dagang.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Angola, Victor Fernandes, mengungkapkan bahwa Angola telah menjadi bagian dari perjanjian dagang antarnegara-negara di Afrika (African Continental Free Trade Area atau AfCFTA) yang semakin memfasilitasi area pertukaran barang dan jasa.

“Angola terbuka untuk kegiatan bisnis,” ungkap Menteri Victor Fernandes, seraya menambahkan, upaya memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Angola dapat dilakukan melalui perjanjian yang memfasilitasi perdagangan untuk produk spesifik, di samping itu, kerja sama juga dapat dilakukan melalui capacity building (pembangunan kapasitas).

Duta Besar Wisnu menyambut baik respon Menteri Victor Fernandes yang berkomitmen untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan teknis dengan Indonesia.

Wisnu menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan kajian yang libatkan berbagai pihak di dalam negeri untuk mengidentifikasi peluang kerja sama dagang melalui skema preferential trade agreement (perjanjian perdagangan preferensial).

“Pemerintah Indonesia tentunya juga terbuka dengan berbagai usulan skema kerja sama dari Angola,” kata Wisnu yang mengungkapkan, ruang kerja sama perdagangan masih sangat terbuka untuk dikembangkan.

Dubes Wisnu dan Menteri Fernandez juga berpandangan bahwa perlu dibentuk Komisi Bersama Indonesia-Angola untuk mengimplementasikan berbagai kesepakatan bilateral.

Saat ini Indonesia dan Angola telah memiliki political consultation (konsultasi politik) sebagai forum memperkuat komunikasi dan identifikasi peluang kerja sama.

Kedua negara telah melakukan political consultation pada 7 Oktober 2021.

Di samping pembentukan komisi bersama, Wisnu dan Fernandez juga membahas peluang kerja sama pembangunan kapasitas di bidang minyak sawit.

Menteri Fernandez mengungkapkan ada peluang Angola untuk belajar dari Indonesia mengenai budidaya dan pengolahan minyak sawit.

Duta Besar Wisnu juga menyampaikan pengalaman Indonesia dalam  pembangunan kapasitas di bidang migas yang dilakukan oleh PT Badak LNG dan Angola LNG pada tahun 2010.

Total perdagangan antara Indonesia dan Angola pada periode Januari – September 2022 tercatat 842 juta dolar AS, meningkat 47 persen dibandingkan pada periode yang sama di 2021, yaitu 574 juta dolar AS.

Dalam daftar produk ekspor unggulan, minyak sawit merupakan salah satu produk ekspor unggulan ke Angola. Selain minyak sawit, ekspor Indonesia ke Angola, antara lain, margarin, elektronik, tekstil, perabot rumah tangga, sarung tangan, korek api, dan kertas.

Laporon: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan