Kunci penerapan Kurikulum Merdeka terletak pada kualitas guru, yang merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam membangun bangsa Indonesia guna menghasilkan pendidikan yang bermutu.
Jakarta (Indonesia Window) – Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam As Syafi’yah (FKIP UIA) Dr. Misbah Fikrianto memberikan pencerahan kepada para guru yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan Al-Jami’yatul Al-Washliyah se-DKI.
Kegiatan dengan tema ‘Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Kurikulum Merdeka’ itu dilaksanakan oleh pimpinan wilayah Al-Washilah DKI di Hotel Balerung, Matraman, Jakarta, Sabtu (18/11).
Menurut Fikrianto, guru merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam membangun bangsa Indonesia, dan guru yang berkualitas akan menghasilkan pendidikan yang bermutu.
“Ada beberapa poin yang saya sampaikan kepada para guru Al-Washliyah DKI ini. Di antaranya, mereka harus menyesuaikan diri dengan kebijakan Kurikulum Merdeka. Kemudian melakukan peningkatan kompetensi secara berkelanjutan,” tutur Fikrianto kepada pers usai acara.
Menurut penulis buku ‘Menjadi Pemuda Penggerak Inovasi Sosial’ ini, peningkatan kompetensi guru mutlak harus dilakukan karena dalam Kurikulum Merdeka, bukan hanya murid yang belajar, tetapi guru juga harus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru di dunia pendidikan.
“Jangan sampai guru kelabakan menerima pertanyaan-pertanyaan kritis dari murid-muridnya. Jadi kunci penerapan Kurikulum Merdeka terletak pada kualitas guru,” tegasnya.
Selain Fikrianto, Ketua PW Al-Jam’iyatul Washliyah DKI Jakarta, Hendra Gunawan Thaher; Sekjen Al-Jam’iyatul Washliyah DKI Jakarta Wizdan Fauran Lubis; dan perwakilan dari Pendidikan Mental DKI Jakarta KH. Julian Lukman, juga ikut memberikan pencerahan dalam acara tersebut.
Menurut Ketua PW Al-Washliyah DKI Jakarta, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dan da’i dalam berbagai hal, selain melakukan koordinasi para pengurus, serta menguatkan SDM Al-Jam’iyatul Washliyah.
Al-Washliyah adalah organisasi keagamaan besar yang lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1930, dengan ketua umumnya saat ini dipegang oleh DR. H. Masyhuril Khamis.
Buku Fikrianto yang berjudul ‘Menjadi Pemuda Penggerak Inovasi Sosial’ rencananya akan dibedah di kampus UIA awal Desember ini.
Laporan: Redaksi