Banner

Putin dan Scholz bahas krisis Ukraina via telepon

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dalam sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-27 di St. Petersburg, Rusia, pada 7 Juni 2024. (Xinhua/Bai Xueqi)

Krisis Ukraina merupakan “akibat langsung dari kebijakan agresif NATO yang telah berlangsung lama” yang bertujuan menciptakan “pangkalan terdepan anti-Rusia” di wilayah Ukraina seraya mengabaikan kepentingan keamanan Rusia.

 

Moskow, Rusia (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Rusia Vladimir Putin membahas situasi di Ukraina dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam percakapan telepon pertama mereka sejak Desember 2022, demikian menurut laporan Kremlin pada Jumat (15/11).

Kedua pemimpin bertukar pandangan tentang situasi saat ini di Ukraina. Sang presiden Rusia menyebutkan bahwa krisis Ukraina merupakan “akibat langsung dari kebijakan agresif NATO yang telah berlangsung lama” yang bertujuan menciptakan “pangkalan terdepan anti-Rusia” di wilayah Ukraina seraya mengabaikan kepentingan keamanan Rusia.

Putin lebih lanjut mengatakan bahwa Rusia selalu terbuka untuk melanjutkan negosiasi, yang pada dasarnya dihentikan oleh pemerintah Ukraina. Dia menegaskan kembali bahwa usulan Moskow terkait potensi perundingan damai telah diuraikan dalam sebuah pidato yang disampaikan pada Juni di Kementerian Luar Negeri Rusia.

Krisis Ukraina merupakan
Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara dalam sebuah konferensi pers di Berlin, Jerman, pada 24 Juli 2024. (Xinhua/Li Hanlin)

Perjanjian potensial apa pun harus membahas kepentingan keamanan Rusia, mencerminkan realitas teritorial yang baru, dan menyelesaikan akar penyebab konflik, lapor Kremlin mengutip Putin.

Banner

Putin juga menyebutkan bahwa “degradasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” dalam hubungan Rusia-Jerman merupakan akibat dari kebijakan yang tidak bersahabat dari otoritas Jerman. Dia menekankan bahwa Rusia selalu memenuhi komitmennya di sektor energi dan siap menjalin kerja sama yang saling menguntungkan jika Jerman menyatakan minatnya.

Kedua pemimpin juga membicarakan situasi di Timur Tengah dan upaya deeskalasi yang dilakukan Rusia, papar Kremlin.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan