Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sedang menyusun skema rencana pembangunan yang akan menjadikan Tanah Suci Makkah menjadi tengara (landmark) budaya dunia.
Skema pembangunan tersebut diharapkan meningkatkan kualitas hidup penduduk dan pengunjung di salah satu kota suci Umat Islam tersebut, sebut Arab News yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Proyek pembangunan yang bertujuan meningkatkan pelayan bagi jamaah Haji dan Umroh dari seluruh dunia, serta penduduk lokal masih terus dilakukan, khususnya di daerah sekitar Masjidil Haram sejak lebih dari lima dekade yang lalu.
Beberapa program konstruksi telah diluncurkan, salah satu yang terbaru adalah proyek pengembangan infrastruktur di sekitar Jalan King Abdul Aziz (KAAR) di mana gerbang utama bagian barat menuju Makkah akan dibangun.
Pengembangan KAAR telah direncanakan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan perkotaan. Kajian geologi Kota Makkah juga dilakukan dalam pembangunan fasilitas umum seperti parkir mobil, jaringan telekomunikasi, listrik dan pembuangan limbah.
Pemilik dan pengembang utama dari skema KAAR, Yasser Abuateeq, yang juga CEO Umm Al-Qura untuk Pembangunan dan Pengembangan mengatakan proyek tersebut terutama bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Makkah serta para pengunjung di kota suci itu.
“Untuk mencapai tujuan ini diperlukan rencana pengembangan terpadu agar proyek menjadi model yang ideal,” ujarnya.
“Rencana pembangunan tersebut mempertimbangkan ukuran proyek, yang dianggap sebagai salah satu proyek pembangunan paling penting di kawasan ini, dengan cara mewujudkan aspirasi kepemimpinan dan Visi Saudi 2030 guna membangun kota Makkah sebagai landmark budaya global,” lanjut dia.
Menurut dia, aspek teknis dipertimbangkan dalam mempersiapkan rencana perkotaan, kemudian ditinjau dan dianalisis bersama dengan otoritas terkait.
“Berbagai pendekatan dalam perencanaan moderen diambil bersamaan dengan kebutuhan spesifik kota dan keuangan guna melayani kepentingan agama, sosial, dan lingkungan kota yang lebih besar,” jelas Abuateeq.
Proyek KAAR akan mencakup boulevard (jalan raya utama) sepanjang 3.650 meter sebagai perpanjangan alami dari Masjidil Haram, ruang hijau, dan berbagai fasilitas budaya dan sosial yang terintegrasi.
Pembangunan tersebut juga mencakup dua mal, hotel internasional bintang lima, empat dan tiga serta apartemen berlayanan.
Setelah selesai, proyek ini akan memiliki 33.300 tempat parkir dan pengunjung akan dapat menggunakan jaringan bus transit cepat, yang tersedia di dua terminal dan 11 halte untuk membawa para penumpang menuju Masjidil Haram.
Pengembangan KAAR akan mencakup 1,25 juta meter persegi, dengan total area yang sedang dibangun di Makkah menjadi 6,34 juta meter persegi.
Dari luasan tersebut, lebih dari setengah ruang telah dialokasikan untuk hotel dan apartemen berlayanan, sementara 2,1 juta meter persegi akan digunakan untuk perumahan.
Kawasan pembangunan tersebut juga meliputi pengembangan ruang komersial dan klinik.
Laporan: Redaksi