Korban tewas akibat gempa yang telah dimakamkan oleh keluarga belum dapat dipastikan, apakah mereka sudah termasuk dalam 271, karena tidak dilaporkan ke puskesmas atau rumah sakit.
Jakarta (Indonesia Window) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, melaporkan jumlah korban tewas akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 271 dan 40 orang masih dinyatakan hilang hingga sore pada Rabu.
“Nanti mungkin ada tambahan dari 271 yang meninggal dunia ini. Kami akan telusuri apakah yang sudah dimakamkan keluarga ini ada tambahan atau tidak,” kata Suharyanto saat memberi keterangan pers di Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Korban tewas akibat gempa yang dimakamkan oleh keluarga tersebut belum dapat dipastikan apakah mereka sudah termasuk dalam 271, karena jenazah yang sudah dimakamkan itu tidak dilaporkan ke puskesmas atau rumah sakit.
“Jadi yang 271 ini yang sudah terkonfirmasi di puskesmas atau rumah sakit di seluruh Kabupaten Cianjur. Dari 271, 37 persen adalah anak-anak. Saat awal-awal banyak anak bersusia 15 tahun kebawah yang menjadi korban, tapi tadi yang ditemukan terakhir yaitu anak berumur enam tahun,” katanya.
“Besok pagi kami akan kumpulkan seluruh kepala desa untuk mendata kembali jenazah yang sudah dimakamkan ini sudah dilaporkan dengan nama dan alamat atau belum. Kalau yang 271 sudah teridentifikasi nama dan alamat mereka,” ungkapnya
Suhayanto juga mengungkapkan, korban luka-luka bertambah menjadi 2.043 orang, warga yang mengungsi menjadi 61.908, 56.320 rumah rusak terdiri atas 22,241 rusak berat, 11.641 rusak sedang, dan 22.090 rusak ringan.
Kepala BNPB menambahkan, infrastruktur yang rusak terdiri atas 31 sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 gedung perkantoran.
“Wilayah kecamatan yang terdampak menjadi 15, yaitu Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cilaku, Gebrong, Cugenang, Cibeber, Sukaluyu, Sukaresmi, Pacet, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Cimande, Cipanas, dan Haur Wangi,” katanya.
Menurut Suhariyanto, proses pencarian korban dengan mengerahkan 6.000 orang dilakukan secara terus menurus.
“Logistik didistribusikan ke 14 titik sebagai tempat pengungsian utama. Dengan harapan progres setiap hari semakin baik, baik tempat menginapnya, tenda-tendanya, dapur umum, MCK, dan sanitasi lainnya,” dia menambahkan.
Bagi warga yang masih tinggal di tenda-tenda darurat di sekitar rumah mereka yang rusak akan diimbau untuk bergeser ke tempat-tempat pengungsian utama yang sudah disiapkan.
Dalam upaya penanggulangan bencana gempa Cianjur tersebut, BNPB sudah menerima relawan sebanyak 2.904 dari 193 organisasi relawan untuk membantu pencarian, melakukan pertolongan, evakuasi korban, distribusi logistik, pendataan rumah-rumah warga dan infrastruktur yang rusak, serta kegiatan-kegiatan lainnya.
Suharyanto menjelaskan, relawan-relawan tersebut dikoordinasikan oleh satuan tugas penanganan gempa bumi di Cianjur, dengan BNPB sebagai petugas dan unsur pemegang komando.
Laporan: Redaksi