Banner

Korban meninggal erupsi Semeru bertambah jadi 15 orang, 27 hilang

Salah satu area yang terdampak erupsi Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. (BPBD Provinsi Jawa Timur)

Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah korban meninggal akibat terjangan awan panas guguran Semeru pada Sabtu sore (4/12) bertambah satu menjadi 15 orang, menurut laporan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin.

“Dari jumlah mereka yang meninggal dunia, sebanyak delapan jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan tujuh lainnya di Kecamatan Candipuro,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.

Abdul mengatakan posko juga melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang. Pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.

“Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang meletus pada Sabtu (4/12),” ujar Abdul.

Data dari posko menunjukkan 5.205 warga terdampak erupsi, 27 orang hilang, dan 15 meninggal dunia. Posko masih memutakhirkan data warga yang terdampak.

Banner

Sementara itu, 1.707 warga di 19 titik telah mengungsi.

Awan panas guguran juga merusak permukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Data sementara menyebutkan 2.970 rumah dan 38 fasilitas pendidikan terdampak langsung, satu jembatan, yakni Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan yang menghubungkan antara Lumajang dan Malang putus.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan