Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount), memiliki makna sakral bagi umat Muslim maupun Yahudi dan telah lama menjadi titik nyala dalam insiden kekerasan mematikan antara kedua pihak.
Kairo, Mesir (Xinhua) – Mesir pada Senin (26/8) mengecam pernyataan yang disampaikan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, yang berhaluan sayap kanan. Ben-Gvir mengatakan bahwa sebuah sinagoge seharusnya dibangun di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Mesir menuntut agar Israel secara hukum mematuhi status quo di Masjid Al-Aqsa dan menahan diri untuk tidak merusak tempat-tempat suci umat Islam, kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan. Kementerian tersebut menekankan bahwa Israel harus mematuhi kewajibannya sebagai kekuatan yang melakukan pendudukan, dan berhenti membuat pernyataan provokatif yang berpotensi meningkatkan ketegangan regional.
Kementerian Luar Negeri Mesir memperingatkan bahwa pernyataan tersebut dapat menghambat upaya gencatan senjata di Jalur Gaza dan menimbulkan ancaman serius terhadap penyelesaian akhir dari masalah Palestina. Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount), memiliki makna sakral bagi umat Muslim maupun Yahudi dan telah lama menjadi titik nyala dalam insiden kekerasan mematikan antara kedua pihak.
Di bawah status quo, jamaah non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut di jantung Kota Tua, tetapi tidak diizinkan untuk beribadah di sana. Dalam sambutannya di Radio Angkatan Darat Israel pada Senin yang sama, Ben-Gvir mengatakan bahwa “umat Yahudi dapat beribadah di Bukit Bait Suci,” seraya menambahkan bahwa selama dia menjabat sebagai menteri keamanan nasional, “tidak akan ada diskriminasi” antara umat Yahudi dan Muslim.
Namun, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “tidak ada perubahan dalam status quo di Bukit Bait Suci”.
Laporan: Redaksi