Jakarta (Indonesia Window) – Pemimpin Eksekutif (CEO) dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) atau Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi menyatakan siap bekerja sama dengan perusahaan farmasi nasional, Bio Farma.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, setelah bertemu dengan CEO CEPI Richard Hatchett di London.
Menlu menjelaskan bahwa pertemuan tersebut adalah tindak lanjut dari due diligence yang dilakukan oleh CEPI terhadap Bio Farma pada September lalu.
Due diligence atau uji tuntas adalah penyelidikan yang biasanya dilakukan oleh pihak tertentu sebelum membuat perjanjian atau kontrak dengan pihak lain.
“CEPI menghargai komitmen Indonesia untuk melakukan kerja sama dengan CEPI. CEO CEPI menyampaikan bahwa hasil due diligence terhadap Bio Farma menunjukkan hasil yang sangat baik. Oleh karena itu, CEPI siap melakukan kerja sama dengan Bio Farma,” jelas Menlu Retno.
Dia menegaskan bahwa hasil due diligence itumerupakan pengakuan atas kapasitas dan kualitas yang dimiliki Bio Farma dalam memproduksi vaksin.
“Selain itu, CEPI juga menyambut baik keinginan Indonesia untuk melakukan kerja sama strategis jangka panjang yang dapat dilakukan beyond COVID-19,” ujar menlu.
Kerja sama jangka panjang tersebut meliputi pengembangan berbagai platform teknologi rapid vaccine dan imunoprofilaksis (pencegahan penularan penyakit dengan memproduksi sistem imun) untuk melawan patogen yang tidak diketahui, serta penelitian dan pengembangan inovasi vaksin untuk potensi epidemik/pandemik.
Dalam pertemuan dengan CEPI, Menlu Retno juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi bagian dari CEPI Investors Council (Dewan Investor CEPI) sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam upaya multilateral guna menjamin akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
“Besaran kontribusi Indonesia dalam CEPI akan dibahas lebih lanjut,” kata menlu.
Laporan: Redaksi