Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Bank, perusahaan asuransi, dan investor dengan dana 130 triliun dolar AS berjanji untuk menempatkan upaya memerangi perubahan iklim sebagai prioritas pekerjaan mereka, menurut laporan Reuters, Rabu (3/11).
Dalam perkembangan lain pada konferensi iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, setidaknya 19 negara diperkirakan akan berkomitmen pada Kamis untuk mengakhiri pembiayaan publik untuk proyek bahan bakar fosil di luar negeri pada akhir tahun 2022.
Dalam pengumuman sebelumnya pada pertemuan di Skotlandia, lembaga keuangan yang menyumbang sekitar 40 persen dari modal dunia berkomitmen untuk menyisihkan ‘bagian yang adil’ sebagai upaya untuk menyapih dunia dari bahan bakar fosil.
Tujuan utama pembicaraan COP26 adalah mendapatkan janji nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang sebagian besar berasal dari batu bara, minyak dan gas, demi menjaga kenaikan suhu global rata-rata hingga 1,5 derajat Celsius.
Tetapi bagaimana memenuhi janji tersebut, khususnya di negara berkembang, masih terus dilakukan, dan itu akan membutuhkan banyak uang.
Utusan PBB untuk iklim Mark Carney, yang membentuk Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), menempatkan angka tersebut pada 100 triliun dolar AS selama tiga dekade ke depan.
“Uangnya ada di sini. Ada cara untuk mengubahnya menjadi lingkaran kebajikan yang sangat, sangat kuat, dan itulah tantangannya,” kata mantan Gubernur Bank of England itu di COP26.
Komentar Carney mencerminkan masalah yang sering dikutip oleh investor yang menghadapi segudang risiko terkait iklim. Risiko tersebut perlu diperhitungkan secara transparan dan sebaiknya distandarisasi secara global.
Laporan: Raihana Radhwa