Jakarta (Indonesia Window) – Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, perdagangan antara Indonesia dan Kenya mengalami peningkatan rata-rata 17 persen, mencapai total 317 juta dolar AS (1 dolar AS= 14.038) pada 2018.
“Meskipun demikian, jumlah tersebut belum sepenuhnya menerjemahkan potensi kedua negara,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada pertemuan bilateral dengan timpalannya dari Kenya, Monica Juma di sela-sela Forum Demokrasi Bali (BDF) ke-12 di Nusa Dua pada Kamis.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyatakan bahwa salah satu cara efektif untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara adalah melalui penurunan tarif masuk barang, demikian dikutip dari situs jejaring Kementerian Luar Negeri RI.
Untuk itu, di samping mendorong kemungkinan pembentukan Kesepakatan Perdagangan Preferensial atay Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Kenya, Menlu Retno kembali mengingatkan pemerintah Kenya tentang proposal pembentukan PTA antara Indonesia dan Komunitas Afrika Timur atau East African Community (EAC), di mana Kenya merupakan salah satu anggota organisasi regional yang memiliki Common External Tariff (CET) tersebut.
Melalui PTA akses pasar diharapkan akan semakin terbuka dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakay kedua negara.
Menlu RI juga menyampaikan bahwa pasca Dialog Infrastruktur Indonesia-Africa (IAID) pada Agustus lalu, Indonesia mengharapkan kerja sama yang lebih nyata dengan Kenya.
Infrastruktur dan konektivitas adalah sektor yang disepakati oleh kedua menteri agar menjadi fokus kerja sama bilateral.
Kedua menteri luar negeri tersebut lebih lanjut mendiskusikan rencana pembukaan Kedutaan Besar Kenya di Jakarta.
Laporan: Redaksi